REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pergunu menggelar Kegiatan Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama Guru Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA dan SMK secara maraton di Kota Pekalongan dengan sasaran program guru PAI Kab Batang, Kab Pekalongan, Kota Pekalongan, Purworejo dan Kebumen sebanyak 120 orang.
Kegiatan ini tak lepas dari dukungan Direktorat PAI Kemenag RI dalam mewujudkan program Moderasi Beragama di semua elemen khususnya di lingkungan guru Nahdlatul Ulama yang tersebar di berbagai sekolah swata maupun negeri.
Achmad Zuhri, selaku ketua panitia menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas moderasi beragama di lingkungan sekolah, sebab disitulah pengenalan budaya washatiyah dan nilai-nilai pancasila.
"Sebagus apapun fasilitas sekolah, sebaik apapun kurikulumnya, semahal apapun biaya sekolahnya, jika gurunya tidak kompeten maka akan sia-sia. Guru adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan, untuk itu kita berkegiatan disini dalam upaya meningkatkan kualitas kita,"kata dia dalam keterangan persnya, Senin (15/11).
Kepala Kantor Kemenag Kab Batang, H. M Aqsho, M.Ag mengungkap, yang perlu dimoderasi sesungguhnya bukan agama islam saja atau agama saja, melainkan cara beragama kita sebagai pemeluk agama.
"Agama sejatinya sudah mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan keseimbangan dalam bersikap, jadi jika ada orang yang gemar mengkafirkan atau melarang perilaku sosial lain yang berbeda dengan yang dianutnya maka ada sesuatu yang kurang tepat dalam pemahaman keberagamaannya. Itulah pentingnya guru tampil sebagai garda terdepan dalam mengajarkan sikap moderat,"kata dia.
Ali Formen, Ph.D selaku narasumber pakar menilai masih ada pekerjaan rumah bagi para guru PAI tingkatan manapun, sebab bibit radikalisme masih ada dan berpotensi berkembang di lingkungan sekolah.
"Maka perlu ada langkah berkelanjutan untuk memperkuat jalinan silaturahim dan komunikasi para peserta untuk mitigasi awal ideologi atau ajaran yang menyimpang,"kata dia.
Muhlisin, salah satu peserta dari SMK Diponegoro menyampaikan manfaat yang diperoleh dari acara ini. "Kami sangat senang mendapatkan wawasan baru dan perspektif baru dalam pengembangan moderasi beragama di sekolah, apalagi basisnya adalah sekolah umum yang memang selama ini perlu sentuhan moderasi,"imbuhnya.
Di akhir sesi acara para peserta saling berbagi pengalaman baik dengan merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis 9 nilai Moderasi Beragama.