Kamis 11 Nov 2021 17:36 WIB

4 Pakar Alquran Terima Anugerah Lifetime Achievement Kemenag

Penghargaan ini menunjukkan pemerintah menaruh perhatian besar pada insan Alquran.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
4 Pakar Alquran Terima Anugerah Lifetime Achievement Kemenag. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Foto:

Qira'ah sab'ah sendiri adalah varian bacaan dalam membaca Alquran yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Di masa Nabi SAW, ada banyak kabilah dan masing-masing memiliki dialek yang berbeda-beda. Karena itu, ada banyak varian dalam bacaan Alquran atau yang disebut lughat.

Ahsin menjelaskan, Alquran pada awalnya diturunkan dengan lughat quraisy. Kemudian orang-orang non-quraisy dibolehkan membaca Alquran dengan dialeknya sendiri sehingga muncul lughat-lughat yang lain di antaranya lughat tamim dan qays.

Ahsin mengakui, pakar qiro'ah sab'ah di Indonesia amat langka. Dia mendalami qiro'ah sab'ah dengan menimba ilmu di Madinah, Arab Saudi selama sekitar empat tahun. Sebelum mempelajarinya, syarat yang diajarkan oleh gurunya di Saudi kala itu yaitu harus hafal Alquran dengan bacaan yang bagus dan hafal matan Syatibi. Matan Syatibi adalah kumpulan bait syair yang terdiri dari 1.173 bait.

"Semoga ke depan ada yang meneruskan. Yang penting memiliki kemauan keras. Dan memang perlu ada upaya menciptakan lingkungan kondusif untuk bisa menciptakan generasi yang seperti itu. Saya harap itu lahir dari santri-santri di pondok pesantren tahfiz Alquran. Karena santri punya keikhlasan yang bagus. Loyalitas santri kepada kiai juga tinggi sehingga apa yang disampaikan kiai itu bisa diikuti oleh para santrinya," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement