Rabu 10 Nov 2021 14:07 WIB

Tren Pembekuan Sel Telur di Kalangan Wanita Arab

Ada banyak tujuan wanita memilih membekukan sel telur mereka.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Tren Pembekuan Sel Telur di Kalangan Wanita Arab. Ilustrasi wanita Arab.
Foto:

Kritik

Meskipun memiliki banyak manfaat, prosedur ini tak terlepas dari kritikan. Pelatih Bisnis Mesir Reem Mehanna diserang oleh warganet setelah mengunggah tentang pengalamannya menjalani pembekuan sel telur.

“Setelah saya membicarakannya di media sosial, video saya menjadi viral dan saya diserang, mulai dari perempuan dan laki-laki dari beragam latar belakang mereka,” ucap dia.

Namun, banyak juga wanita mendekati Reem untuk meminta masukan. “Ini membuat saya senang karena saya dapat membantu,” tuturnya. 

Konsep ini disambut baik di Mesir. Legislatif Utama Hukum Syariah Mesir Dar Al-Iftaa mengeluarkan dekrit yang mendukung proses tersebut. Dar Al-Iftaa menganggap pembekuan telur legal adalah halal asalkan sperma suami membuahi oosit.

Kekhawatiran tentang keperawanan

Dilansir The New Arab, Rabu (10/11), dokter kandungan ahli fertilitas yang berbasis di Yordania Suleiman Ghunaim mengatakan sebagian besar kritik yang diterima karena kurangnya pengetahuan. “Kritik datang dari keluarga karena khawatir tentang keperawanannya. Kebanyakan wanita yang perawan memiliki kekhawatiran tentang selaput dara mereka,” ujar dia.

Ghunaim menjelaskan jika wanita tidak aktif secara seksual dan ingin melakukan prosedur, ada cara untuk menjaga keperawanan, misal menjalani prosedur melalui abdomen. Namun, komplikasi yang ditimbulkan lewat abdomen lebih besar dibandingkan lewat vagina.

Sedangkan risiko komplikasi lewat vagina jauh lebih kecil dan menghasilkan sel telur yang lebih baik. “Akan tetapi, lewat vagina akan mengorbankan selaput dara. Ada positif dan negatif setiap pilihan yang diambil,” tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement