REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Inisiatif Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas visi 2030 banyak mengubah kebijakan yang selama ini berlaku di Arab Saudi, terutama terkait reformasi kebijakan untuk memajukan perempuan Saudi yang banyak diapresiasi negara Barat.
Sejumlah kecil perempuan telah lama bekerja di Arab Saudi, tetapi biasanya memegang pekerjaan sektor publik sebagai guru atau pekerja medis, sesuai dengan aturan pemisahan gender yang dulu ketat. Tetapi, dengan pembatasan yang lebih longgar pada pencampuran, mengemudi dan beberapa aspek dari sistem perwalian laki-laki, perusahaan mempekerjakan lebih banyak perempuan daripada sebelumnya.
Salah satunya Al-Ahmed, seorang wanita lulusan SMA dan yang pertama di keluarganya yang memiliki pekerjaan. Orang tuanya tidak pernah ingin dia bekerja, tetapi mereka akhirnya mengalah karena kehidupan di ibu kota menjadi terlalu mahal.
Al-Ahmed, yang tinggal di rumah bersama orang tua dan lima adiknya memilih toko dengan sebagian besar klien perempuan untuk menghilangkan kekhawatiran orang tuanya tentang bergaul dengan laki-laki. "Dulu saya merasa bersalah meminta apa pun kepada ayah saya. Tapi sejak saya mulai bekerja, saya bangga bisa membantu keluarga saya," kata wanita berusia 24 tahun itu," Kamis (4/11).
Ahmed adalah salah satu dari ribuan wanita yang sudah menjalani pekerjaannya saat ini. Suatu hal yang tidak terbayangkan di masa lalu, tetapi sekarang norma di bawah reformasi yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman memuluskan jalannya.
Perempuan Saudi sekarang menjadi 33 persen dari angkatan kerja atau hampir dua kali lipat dari lima tahun lalu. Di seluruh kelompok usia dan tingkat pendidikan, mereka mengambil pekerjaan yang sebelumnya terbatas pada pria Saudi dan pekerja migran di restoran, supermarket, akuntansi, dan perusahaan desain grafis.
Ekonom Jennifer Peck mengatakan, jabatan pekerjaan yang memang harus diisi wanita biasanya akan diisi orang non-Saudi. “Banyak pekerjaan yang ditujukan kepada perempuan secara tradisional ditempati oleh non-Saudi,” kata Peck.
Undang-undang baru telah mempermudah perempuan untuk bekerja dalam pekerjaan yang berhubungan dengan klien. Menurut penelitiannya, jumlah perempuan Saudi di sektor swasta melonjak menjadi 935.508 pada 2021 dari 56 ribu pada 2010, dan terus meningkat.