Senin 08 Nov 2021 19:08 WIB

Jouf, Kota Penghasil Minyak Zaitun Arab Saudi

Sebanyak 30 juta pohon zaitun ditanam di atas 7.300 hektare tanah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Jouf, Kota Penghasil Minyak Zaitun Arab Saudi. Perkebunan zaitun di Jouf, Arab Saudi.
Foto:

"Buah zaitun harus dipanen segera setelah hijau kekuningan hingga hijau merah muda. Karena setelah berubah menjadi hitam sepenuhnya, itu akan mengandung lebih banyak keasaman dan kualitas yang lebih rendah," kata Al-Juraid.

Musim panen dimulai pada akhir September dan berlanjut hingga Januari. Sedangkan dalam hal penilaian kualitas minyak zaitun, ada standar lokal dan internasional. 

Menurut Al-Juraid, kualitas minyak zaitun ditentukan oleh cara produksi, tingkat keasaman, rasa dan aroma. Termasuk antara minyak zaitun murni dan minyak zaitun extra-virgin.

"Apa yang membuat minyak zaitun extra-virgin menjadi yang terbaik dan peringkat teratas adalah suhu pengepresan, kejernihannya, dan rendah atau bebas dari keasaman. Fakta bahwa itu diekstraksi dengan pengepresan dingin memungkinkannya mempertahankan aroma dan rasa alami terbaiknya,” kata Al-Juraid. 

Mengekstrak minyak zaitun murni memerlukan langkah-langkah lain seperti pencucian, dekantasi, sentrifugasi, dan penyaringan, yang memberikan rasa lebih ringan pada minyak dan menjadikannya peringkat kedua, menurut rasa keasaman yang mungkin timbul karena proses yang lebih lama. “Semakin sedikit asam, semakin baik kualitasnya. Minyak zaitun dengan tingkat keasaman yang tinggi tidak cocok untuk konsumsi makanan manusia. Minyak zaitun dengan keasaman tinggi digunakan untuk sabun dan berbagai produk perawatan kulit," kata Al-Juraid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement