REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM—Setidaknya 100 pemukim Yahudi, termasuk mahasiswa institut Ibrani, bersama pengawalan polisi melakukan upacara keagamaan di Masjid Al Aqsa. Mereka diketahui masuk secara berkelompok melalui Gerbang Maghariba, di saat seluruh Muslim dilarang memasuki Baitul Maqdis.
Masjid Aqsa dilaporkan mengalami penodaan setiap hari oleh pemukim Yahudi dan pasukan polisi di pagi dan sore hari kecuali pada hari Jumat dan Sabtu. Mereka secara rutin melakukan ritual keagamaan mereka di Al Quds, yang menurut kepercayaan Yahudi merupakan Bait Suci yang dibangun Nabi Sulaiman.
Selain waktu tur pagi warga Yahudi, biasanya dimulai pukul 10.30 pagi, polisi Israel akan menutup Gerbang al-Maghariba. Gerbang akan dibuka kembali pada sore hari untuk ibadah malam para pemukim Yahudi.
Selama kehadiran pemukim di dalam Kompleks Masjid, hanya jamaah Muslim yang dikenakan pembatasan atau bahkan dilarang masuk ke masjid. Muslim diwajibkan meninggalkan kartu identitas mereka di pintu masuk dan hanya dapat mengambilnya kembali ketika meninggalkan masjid.
Sementara itu, Otoritas pendudukan Israel melanjutkan penggalian makam Muslim bersejarah di Kota Yerusalem yang diduduki.
Imam Masjid Al Aqsa, Syekh Akrama Sabri, mengatakan bahwa pasukan Israel telah merusak sekitar 500 kuburan di sejumlah wilayah yang diduduki.
Syekh Akrama menyinggung dunia internasional yang bungkam tentang hal itu. Dalam sebuah simposium, Syekh Akrama mengatakan bahwa rezim Israel dalam agresi terbarunya menyerang permakaman Yusufiya yang terletak di sebelah timur Kompleks Masjid Al Aqsa.
Menurut dia, Israel berencana untuk membangun taman alkitabiah di sana dan menghancurkan jejak Muslim serta merusak makam-makam Muslim. Menurut dia, tindakan Israel adalah agresi terang-terangan terhadap permakaman Muslim karena di permakaman tersebut terdapat makam tokoh Muslim, cendekiawan, pemimpin, dan pejabat yang telah dimakamkan.
“Jika seorang Muslim menyerang permakaman Yahudi, seluruh dunia akan memprotes. Namun, orang-orang Yahudi sekarang menghancurkan kuburan kami,” kata Syekh Akrama menyinggung dunia internasional.
Menurut Syekh Akrama, Israel telah menodai kuburan Muslim selama beberapa dekade, termasuk melalui penggalian, pekerjaan penggalian yang menemukan tulang, dan proyek konstruksi di mana kuburan pernah berdiri.
Rencana terbaru untuk membangun taman bertema alkitabiah di atas permakaman al Yusufiya telah memprovokasi warga Palestina dan menyebabkan konfrontasi dengan pasukan Israel, Pemerintah Kota Yerusalem Israel, dan staf dari Otoritas Taman dan Alam Isra
Pada Desember 2020, pemerintah kota telah menghancurkan sebuah tangga dan pagar di pemakaman tersebut. Pada 2014, pemerintah kota mencegah warga Yerusalem mengubur kerabat mereka di area utara pemakaman tersebut dan memindahkan 20 kuburan tentara Yordania yang terbunuh pada 1967 di tempat yang dikenal sebagai pemakaman para syahid dan Monumen Prajurit Tidak Dikenal.