Kamis 04 Nov 2021 15:59 WIB

Jawaban Wahid Hasyim saat Hizbullah akan Ditugaskan Jepang

Jepang berencana tempatkan laskar Hizbullah di wilayah jajahannya

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Jepang berencana tempatkan laskar Hizbullah di wilayah jajahannya. Ilustrasi Laskar Hizbullah.
Foto:

Usulan KH A Wahid Hasyim itu lantas diterima Jepang. Pada 4 Desember 1944, dibentuklah Laskar Hizbullah. Sebagai pendampingnya, didirikan pula Las kar Sabilillah yang diisi kalangan kiai. Demikian dikutip dari buku Kelompok Paramiliter NU (2004). 

Menurut M Abdul Aziz dalam buku Japan's Colonialism and Indonesia, Laskar Hizbullah dibentuk dengan tujuan mempersiapkan pemuda-pemuda Islam Indonesia untuk mempertahankan Jawa jika tentara Sekutu datang menyerbu.

Pelatihan pertama untuk mereka diadakan pada 28 Februari 1945 di Cibarusah kini termasuk wilayah Kabupaten Bekasi. Para pelatih didatangkan dari militer Jepang. Seorang di antaranya adalah mualaf-tentara bernama Haji Suzuki. 

Berbeda dengan prajurit Peta, anggota Laskar Hizbullah saat itu sama sekali tidak diperbolehkan membawa senjata api. Walaupun begitu, tetap saja keberadaannya memantik semangat para santri.

Baca juga: Terpikat Sholat Menjadi Alasan Mualaf Sari Sukma Masuk Islam

Melihat adanya nama kiai-kiai besar di balik organisasi itu, mereka berduyun-duyun mendaftar. Dan, tentunya spirit perjuangan membela Tanah Air mendorongnya untuk itu. 

Setiap pesantren di Jawa dan Madura diimbau untuk mengirim lima orang utusan sebagai peserta pelatihan Laskar Hizbullah di Cibarusah. Bila ditotal, proses tersebut diikuti sekitar 500 pemuda Islam, berusia antara 18 dan 20 tahun.

Mengapa Cibarusah yang dipilih dan bukan, umpamanya, Jombang dipilih sebagai lokasi pelatihan? Hal ini karena ada ketokohan KH Raden Ma'mun Nawawi atau yang akrab disapa Mama Cibogo.

Baca juga: 9 Langkah yang Disarankan untuk Raih Keutamaan Alquran  

Santri KH Hasyim Asy'ari itu memiliki pesantren di Cibogo, Cibarusah. Sosok yang bersahabat baik dengan KH A Wahid Hasyim tersebut ditugaskan langsung oleh Mbah Hasyim untuk melakukan pembinaan mental dan menempa spirit perjuangan para anggota Laskar Hizbullah. Lulusan pelatihan ini ditempatkan di berbagai wilayah di Jawa.

Kepada mereka, diwajibkan untuk membentuk cabang Hizbullah pada masing-masing daerah tempat tinggal. Semua anggota laskar tersebut tidak digaji pemerintah. Otoritas militer Jepang di Jakarta hanya memberikan subsidi. Masyumi pun mengeluarkan dana untuk pembentukan Laskar Hizbullah. 

Maka keberlangsungan cabang-cabang laskar tersebut di berbagai daerah disokong dukungan para kiai, pesantren, dan muslimin. Sebagai contoh, KH A Wahid Hasyim yang turut membentuk banyak cabang di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Beberapa bulan kemudian, peristiwa besar terjadi sekaligus menutup PD II: Pihak Sekutu menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Kabar ini diterima para pemuda dan tokoh nasionalis. Akhirnya, pada 17 Agustus 1945 Sukarno dan M Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan Republik Indonesia.          

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement