Oleh : KH Abdul Muiz Ali, Duta Pancasila BPIP RI Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat dan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU.
REPUBLIKA.CO.ID, Hari Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Memperingati hari Sumpah Pemuda yang terjadi 93 tahun yang lalu biasanya dilakukan setiap tanggal 28 Oktober. Tahun ini, 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda bertepatan pada Kamis (28/10).
Sumpah dan ikrar memiliki arti yang penting untuk menguatkan atau membuktikan kebenaran, kesetian dan kesanggupan seseorang.
Konon, karena semangat untuk menyatukan Nusantara, Mahapatih Gajah Mada bersumpah yang kemudian dikenal dengan sebutan Sumpah Palapa.
Sumpah Palapa merupakan sumpah yang diucapkan oleh Maha patih Gajah Mada pada saat upacara pengangkatannya menjadi Amangkhubumi Majapahit sekitar 1258 Saka atau 1336 Masehi.
Baik Sumpah Palapa atau Sumpah Pemuda sejatinya harus dimaknai melanjutkan semangat nasionalisme, mencintai tanah air, dan melawan segala bentuk penjajahan dan ketertinggalan dari bangsa lain.
Semangat Sumpah Pemuda dalam kontek kekinian, Indonesia dengan Kemajemukan ini harus tetap bersatu, tidak boleh bercerai berai.
Sikap 'membelah diri' atau ego sektoral mengatasnamakan kelompoknya, termasuk memelihara istilah negatif produk Pilpres 2019 kemaren seperti kampret, kadrun, dan kecebong misalnya, sama sekali tidak mencerminkan budaya Indonesia yang merusak harmonisasi antara anak bangsa.
Dalam sejarahnya Sumpah Pemuda adalah pertemuan yang di inisiasi oleh perwakilan para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia untuk merumuskan ikrar bersama;
1). Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia
2). Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3). Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ketiga ikrar diatas dalam adagium orang NU dibalut dengan kalimat hubbul wathan minal Iman( cinta Tanah Air bagian dari keimanan).
Dalam banyak hal, dari sebelum merdeka hingga saat ini, dan mungkin sampai kapanpun, organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya membuktikan kecintaannya yang kuat terhadap Tanah Air.
Secara khusus, kalimat cinta Tanah Air bagian dari keimanan bagi kalangan Nahdliyin akan melahirkan sikap dan pandangan yang memadukan antara ajaran Islam dan budaya di Indonesia.
Selain pentingnya cinta Tanah Air, semangat pesan dari sumpah pemuda adalah semangat saling menghargai, gotong royong, dan tidak boleh ada rasa angkuh mayoritas lebih hebat dari minoritas yang dapat merusak kebhinekaan dan kebudayaan bangsa Indonesia.