Jumat 29 Oct 2021 04:53 WIB

Upaya Belanda Redupkan Pergerakan Islam Jelang Sumpah Pemuda

Sejarah Pergerakan Pemuda Indonesia 1900-1930

Pengurus Besar/Anggota kongres ke-II Jong Islamieten Bond dan cabang Bandung tahun 1926 di Solo.
Foto:

Nasionalisme pemuda

Dardiri Husni dalam tesisnya untuk McGill University, “Jong Islamieten Bond: A Study of A Muslim Youth Movement in Indonesia During the Dutch Colonial Era 1924-1942” (1998) menjelaskan, perkembangan gerakan intelektual muda pribumi Indonesia pada awal abad ke-20 terjadi dalam dua tahapan.

Pertama, pengadopsian identitas etnis. Ini berlangsung antara tahun 1908 dan 1925. Fase tersebut ditandai dengan kemunculan Budi Utomo, yang didirikan dua mahasiswa Sekolah Dokter Jawa atau STOVIA di Batavia (Jakarta), Raden Soetomo dan Gunawan Mangun Kusumo. Berbeda dengan Sarekat Islam yang sejak awal berdirinya diarahkan kepada rakyat Indonesia dari berbagai suku bangsa, Budi Utomo semata-mata merupakan himpunan untuk Jawa. Pandangan dan perhatiannya secara sosio-kultural hanya menarik perhatian penduduk Jawa Tengah. Itu pun terbatas pada kalangan pemuda terpelajar dan kaum ningrat.

Husni mengatakan, hingga Juli 1908 keanggotaan Budi Utomo mencakup 650 orang. Cabang-cabangnya terbentuk di beberapa kota besar di Jawa. Akan tetapi, pengaruh kaum muda terpelajar di organisasi tersebut seiring waktu kian meredup. Sementara, hegemoni kalangan priyayi justru semakin terasa. Keadaan itu menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pelajar Jawa. Sebab, Budi Utomo cenderung menjadi panggung bagi kaum tua yakni priyayi, sedangkan kaum mudanya tersisihkan. Mereka yang tidak puas dengan kondisi tersebut lantas mendirikan organisasi baru, Tri Koro Dharmo, pada 1915.

Dalam tiga tahun berikutnya, perkumpulan itu mendirikan cabang di berbagai daerah Jawa. Sama seperti Budi Utomo, kehadiran Tri Koro Dharmo tidak terlalu menimbulkan minat para pelajar non-Jawa, seumpama Sunda atau Bali.

Sejarawan Prof Ahmad Mansur Suryanegara memandang, Tri Koro Dharmo tak ubahnya Budi Utomo. Menurut penulis Api Sejarah (2009) itu, Budi Utomo mengusung paham Jawa Raya serta menolak pelaksanaan visi persatuan Indonesia. Ide tentang cita-cita persatuan Indonesia, kata dia, justru terlahir dari Kongres Jong Islamieten Bond pada 1925.

Suryanegara mengatakan:"Soetomo dan kawan-kawan didukung pemerintah kolonial Belanda karena ingin meredupkan pergerakan keislaman, khususnya Djamiat Choir". Organisasi yang berfokus pada dunia pendidikan itu didirikan kelompok sayyid Arab di Jakarta pada 17 Juli 1905—tiga tahun sebelum Budi Utomo. Bahkan, jelasnya, nama Budi Utomo terinspirasi dari Jam’iyah al-Khair, ‘jamaah yang baik.’

“Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa [‘jamaah yang baik’] menjadi Boedi Oetomo. Djamiat Choir lebih mengutamakan amal saleh menurut ajaran Islam, Boedi Oetomo juga mengutamakan laku utama menurut ajaran Agama Jawa,” tulis guru besar ilmu sejarah Universitas Padjajaran itu.

Tri Koro Dharmo mengadakan kongres pertamanya di Solo, Jawa Tengah, pada 1918. Sejak itu, namanya berubah menjadi Jong Java. Artinya, ‘Pemuda Jawa.’ Perubahan nama tersebut merupakan strategi untuk menimbulkan citra baru yang lebih inklusif. Pemuda pribumi non-Jawa pun mulai tertarik untuk mengikuti perkumpulan itu.

Baca juga : 28 Oktober 1928: Tidak Ada Sumpah Pemuda?

Husni menjelaskan, tiap calon anggota Jong Java harus berikrar untuk tidak terjun dalam aktivitas politik apa pun. Fokus diarahkan pada ranah pendidikan dan budaya (Jawa) saja. Sejalan Budi Utomo, Jong Java pun mengimpikan terciptanya Jawa Raya, suatu kesatuan yang mencakup Pulau Jawa, Madura, dan Bali.

Eksistensi Jong Java menimbulkan antusiasme di kalangan terpelajar pribumi. Maka berdirilah pelbagai organisasi serupa di penjuru Nusantara. Sebut saja, Jong Sumatranen Bond (1917), Jong Celebes (1918), Jong Minahasa (1918), Sekar Rukun Jawa Barat (1919), dan Kaum Betawi (1923). Masing-masing terikat pada identitas kedaerahannya. Inilah tren yang mendominasi gerakan intelektual muda Indonesia hingga 1925.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement