Jumat 01 Oct 2021 16:29 WIB

Nasib Suku Hazara yang Diusir Paksa oleh Taliban

Taliban mengambil paksa sejumlah properti Suku Hazara Syiah

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Taliban mengambil paksa sejumlah properti Suku Hazara Syiah. Ilustrasi Taliban
Foto:

Salah seorang penduduk distrik Tagabdar Shah Ali menyebut sekarang dia tinggal di tenda dengan hampir tidak ada makanan. Dia khawatir akan kelaparan mengingat musim dingin beberapa bulan lagi akan datang.

Dilansir TRT World, Jumat (1/10), suku Hazara merupakan kelompok etnis terutama Syiah yang berasal dari daerah pegunungan Hazarajat, Afghanistan tengah. Mereka memiliki sejarah panjang penganiayaan dan diskriminasi di sebagian besar Sunni Afghanistan dan Pakistan.

Saat penggusuran berlangsung, Pemimpin Politik Hazara Mohammad Mohaqeq yang diasingkan sejak pengambilalihan Taliban mengatakan dalam sebuah pernyataan Facebook, penggusuran dilakukan atas perintah Gubernur Taliban Aminullah Zubair. 

Dia juga membagikan surat yang ditandatangani oleh Zubair yang menyebut tanah itu milik seorang sesepuh bernama Haji Zaher dan mereka yang membantah klaim tersebut dapat merujuk ke pengadilan setelah dia meninggalkan tanah itu.

“Ini berarti pengadilan Taliban mengeluarkan putusan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan proses penyelidikan,” ujar Mohaqeq. Klaim itu dibantah oleh Taliban. Dalam media lokal Afghanistan, Taliban mengatakan klaim penggusuran itu merupakan sebuah propaganda.

Javed memperingatkan pemindahan paksa ini bisa menjadi kelanjutan dari kebijakan pembersihan etnis Taliban. Selama pengambilalihan negara oleh Taliban pada akhir 1990-an, Hazara menjadi sasaran diskriminasi, serangan, dan kekejaman massal.

Awal bulan ini, ribuan warga Afghanistan memprotes Taliban di provinsi Kandahar setelah penduduk diminta untuk mengosongkan pemukiman koloni tentara. Sekitar 3.000 keluarga diminta untuk meninggalkan koloni, yang sebagian besar dihuni oleh keluarga pensiunan jenderal militer dan anggota pasukan keamanan Afghanistan.

“Jika komunitas internasional tidak menekan Taliban untuk menghentikannya sekarang, mereka akan menganggapnya sebagai persetujuan dan akan menundukkan komunitas Hazara ke bentuk-bentuk penganiayaan yang lebih jauh dan lebih keras,” ucap dia.

Demi memenuhi kebutuhan pokok, Muhammad berjuang keras dan ingin segera kembali ke rumahnya. “Situasi kami sangat buruk sekarang. Kami meninggalkan segalanya. Pekerjaan sulit dicari, bagaimana saya memberi makan keluarga saya?” kata dia. 

 

 

Sumber: trtworld

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement