REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi isu yang masih banyak dibahas hingga kini. Kelompok yang memiliki sejarah kelam atas tindakannya, terlebih kepada Umat Islam di masa lampau.
Kendati demikian, Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Penelitian MUI, Prof Utang Ranuwijaya, mengatakan kebangkitan PKI bukanlah masalah utama yang harus dikhawatirkan. Karena kelompok tersebut secara resmi telah bubar dan dilarang secara resmi di Indonesia.
"Yang harus dikhawatirkan adalah komunisme sebagai pahamnya. Hal ini karena isme-nya itu, nggak akan lekang di telan zaman. Nggak akan hilang meskipun naik turunnya tentu tergantung situasi, tapi paham itu nggak akan hilang. Yang penting bagi umat Islam itu mewaspadai dan berhati hati," jelas Prof Utang, Kamis (30/9).
Menurutnya, setiap elemen masyarakat hingga pemerintah harus berperan untuk mengantisipasi paham ini menyebar di tengah masyarakat.
"Kalau paham komunisnya sudah meresap kepada anak cucu dan kemudian pelan-pelan menggurita itu kan juga sangat berbahaya kalau dibiarkan," katanya.
Dia juga menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar paham komunis tidak beredar kembali di Indonesia. Seperti menayangkan kembali film tentang G30S PKI atau metode lain yang bisa mengedukasi masyarakat tentang bahaya komunisme.
Generasi muda juga disebutnya harus diberi pengertian bahwa komunisme tidak sejalan dengan jati diri bangsa Indonesia. Entah dalam pandangan agama, UUD 1945 atau Pancasila, komunisme tidak sejalan dengan dengan semua falsafah tersebut.
Umat Islam juga diimbau untuk memperbanyak wawasan keagamaan untuk mempertebal keimanan dan akidahnya. Mengoptimalkan lembaga zakat, infak, sedekah, wakaf hingga dana abadi umat (DAU) juga disebutnya penting untuk kesejahteraan, agar umat tidak terpikir akan paham lain.
"Kalau umat sejahtera, insya Allah akal pikirannya akan fokus menghadapi kehidupan ini karena lebih sehat memahami, tidak panik. Sehingga paham yang tidak benar dari luar atau kondisi yang mengancam dari luar bisa diatasi bersama dengan persatuan dan kekuatan bersama," ungkapnya.