Sementara itu, mimbar tempat imam berdiri untuk memimpin sholat diatur ke satu sisi, membiarkan ceruk mihrab menyekat kosong secercah cahaya dari langit-langit di atas kepala. Selanjutnya, menara masjid terpisah dari bangunan utama masjid.
Dabbagh menempatkan keberlanjutan di jantung proyek ini, meletakkan cladding atau pelapis bangunan dan alumunium lokal, serta batu dari Oman. Material yang digunakan adalah sesuatu yang terbukti berkah tatkala bahan bangunan impor tertunda oleh halangan Terusan Suez dan Covid-19.
Pembangunan yang bertanggung jawab adalah salah satu pendorong utama praktik Dabbagh, bersama dengan tekadnya untuk mematahkan stereotip yang umumnya dipegang tentang perempuan Teluk dan Arab.
"Saya hanya berharap semakin banyak perempuan yang terus menerapkan dan didukung untuk mempraktikan demikian, untuk menciptakan arsitektur yang lebih relevan karena menurut saya semakin beragam produk, semakin kaya," tambahnya.