REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkuliahan di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) secara resmi dibuka oleh Rektor UIII Prof Komaruddin Hidayat pada Senin (20/9). Acara yang digelar di Gedung Teater kampus ini diberi tajuk UIII Academic Convocation, dan menandai hari pertama tahun akademik 2021-2021 sekaligus tahun akademik pertama bagi UIII.
Wakil Rektor UIII, Bahrul Hayat, mengatakan, kampus UIII yang terletak di kawasan Depok ini didirikan dengan tujuan untuk memperkenalkan Islam Indonesia yang moderat dan toleran ke dunia Internasional. Serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia.
"Sejumlah (sekitar) 100 mahasiswa dari berbagai negara yang lolos seleksi sebagai penerima beasiswa UIII mengikuti acara ini secara virtual," kata Bahrul saat konferensi pers pembukaan perkuliahan di UIII, Ruang Fakultas Islamic Studies (Gedung A), Depok, Jawa Barat, Senin (20/9).
Ia menyampaikan, pada awal Juni 2021, UIII membuka pendaftaran calon mahasiswa baru melalui program UIII Scholarship. Program ini terbuka untuk calon mahasiswa dari dalam maupun luar negeri. Selama masa pendaftaran dari tanggal 7 Juni 2021 sampai dengan 14 Juli 2021, sebanyak 1.009 orang telah melamar UIII scholarship.
Ia menjelaskan, pelamar berasal dari 59 negara, dengan komposisi 45 persen berasal dari Indonesia dan 55 persen dari mancanegara. Baik dilihat dari jumlah maupun sebaran negara, angka ini memperlihatkan optimisme bahwa UIII telah menjadi pilihan pendidikan tinggi bagi warga dunia.
"Berdasarkan hasil dari proses seleksi tersebut, UIII telah menetapkan sebanyak 98 orang mahasiswa dinyatakan layak dan diterima sebagai mahasiswa UIII untuk tahun akademik 2021-2022," ujarnya.
Ia mengatakan, ada 28 orang mahasiswa Program Magister Studi Islam Fakultas Studi Islam. 23 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial. 22 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 25 orang mahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.
"Mahasiswa baru UIII terdiri atas 58 persen laki-laki dan 42 persen perempuan dengan rincian 66 persen warga negara Indonesia dan 34 persen warga negara asing," jelas Bahrul.
Rektor UIII, Prof Komaruddin Hidayat, mengatakan, pendidikan dapat mencetak manusia menjadi ilmuwan, pengusaha, industriawan, filsuf, agamawan, politisi, dan ahli hukum. Namun pendidikan yang sejati ialah memelihara potensi manusia agar tetap menjadi manusia.
Ia mengatakan, UIII tidak hanya dibangun untuk mencetak tenaga-tenaga ahli demi memenuhi kebutuhan pasar industri modern. UIII tidak hanya dibangun untuk menyiapkan masa depan yang cerah bagi para mahasiswa. UIII juga dibangun untuk mendampingi mereka menemukan jati dirinya sebagai manusia.
Prof Komaruddin menjelaskan, Indonesia adalah bangsa Muslim terbesar di Asia Tenggara dan bangsa Muslim penganut demokrasi terbesar di dunia. Hal ini menjadi modal bagi bangsa Indonesia untuk memberi kontribusi nyata kepada dunia.
"Dunia sekarang tengah dihantui oleh aneka konflik kekerasan, perang, diskriminasi, dan seterusnya. Dunia tengah membutuhkan obat penawar dari rasa sakit dan derita yang tengah dialaminya. Pendidikan lintas bangsa dan negara yang dijalankan oleh UIII bertujuan untuk melangkah ke sana," ujarnya.