Ahad 19 Sep 2021 06:15 WIB

Apakah Bencana Hukuman atas Dosa Manusia?

Allah SWT mengendalikan segala sesuatu di alam semesta.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Apakah Bencana Hukuman atas Dosa Manusia? Gempa Bumi. Ilustrasi
Foto:

Bencana karena dosa manusia dikatakannya juga merupakan pemikiran yang yang sejalan dengan retorika umum di antara beberapa pemimpin agama di Amerika Serikat. Mereka banyak menjelaskan bencana alam adalah cara Tuhan menghukum karena dosa-dosa kita. Mereka sering mengutip kisah Lot dari Alkitab, yang menggambarkan bagaimana kota Sodom dan Gomora dihancurkan karena kejahatan penduduknya.

Kisah kaum Nabi Luth atau Nabi lain yang umatnya dihancurkan juga ada dalam Alquran. Namun, dengan perbedaan penting bahwa semua penduduk kota yang saleh juga diselamatkan dari hukuman Allah. Perbedaan ini penting, karena merupakan contoh konsep penting dalam Islam, yakni tidak ada yang bertanggung jawab atas dosa apa pun kecuali dosanya sendiri.

Allah SWT berfirman yang artinya:

"..Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al-An'am: 164)

Menurutnya, badai dan bencana alam lainnya tidak mungkin menjadi hukuman atas dosa.  Jika memang begitu, maka bencana hanya akan mempengaruhi mereka yang pantas dihukum.

Manusia Menyebabkan Perubahan Iklim

Leah menyebut ada bukti tak terbatas dalam Alquran dan Hadis bahwa hukum sains dan alam adalah ciptaan Allah. Ini mungkin tampak jelas dengan sendirinya, tetapi penting untuk menarik perhatian pada poin ini karena kita umat Islam harus ingat bahwa sains dan Islam tidak bertentangan.

Jika menelitinya lebih lanjut, maka seorang beriman disebutnya akan mencari jawaban dengan ilmiah. Kajian ilmiah penting dalam konteks bencana alam karena menurut para ilmuwan iklim, aktivitas manusia telah dikaitkan dengan sejumlah besar bencana alam.

"Kita mengalami bencana yang lebih besar dan frekuensinya daripada dalam sejarah manusia baru-baru ini. Oleh karena itu kita harus memeriksa apa yang kita, sebagai manusia, lakukan untuk menyebabkan ini," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement