REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Peringatan 20 tahun serangan teror pada 11 September 2001 pada Sabtu (11/9) telah berlalu. Kendati begitu, Muslim Amerika masih dibayangi gelombang kebencian dan Islamofobia yang dilakukan terang-terangan yang kerap terjadi di sekitar momen ini.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations/CAIR) cabang Austin melaporkan insiden kebencian terbaru pada Sabtu (11/9). Orang-orang yang lewat di luar Islamic Center of Greater Austin di Texas menemukan topeng kepala babi yang berlumuran darah dengan sebuah plang yang ditanam di tanah.
Plang tersebut bertuliskan kalimat penuh kebencian. Menurut stasiun berita lokal KVUE-ABC, komite peninjau kejahatan kebencian pada Departemen Kepolisian Austin tengah menyelidiki aksi vandalisme tersebut. Namun, perlu lebih banyak bukti untuk itu dianggap sebagai kejahatan kebencian.
"Kejahatan semacam ini mempengaruhi keluarga, komunitas, dan seluruh bangsa kita," kata direktur CAIR, Zainab Chaudry, kepada NBC Asian America, dilansir Kamis (16/9).
Chaudry mengatakan, insiden itu bukan hal baru. Pasalnya, pemandangan pasca-9/11 bagi Muslim di AS sangat brutal. Baru-baru ini CAIR melaporkan sebagian besar Muslim telah mengalami diskriminasi sejak serangan 2001. Selain itu, survei pada 2020 menunjukkan penurunan tajam dalam kepuasan Muslim Amerika terhadap negara tersebut setelah mantan presiden Donald Trump menjabat pada 2017.