Ahad 12 Sep 2021 03:13 WIB

Kebangkitan dan Kemunduran Islam Politik di Dunia Arab

Rezim otokratis dan partai-partai Islam di dunia Arab memiliki tantangan tak mudah.

Rep: Mabruroh/ Red: Agung Sasongko
Pendukung Partai Keaslian dan Modernitas berjalan di jalan Madinah selama tur kampanye di Casablanca, Maroko, Senin, 6 September 2021. Tempat pemungutan suara dibuka pada 8 September untuk pemilihan parlemen kerajaan Afrika Utara, di mana 395 kursi di majelis tinggi Parlemen diperebutkan.
Foto:

Pada akhirnya, setelah satu dekade meletusnya revolusi Arab, pemerintah Arab berhasil mengusir Islamis dari panggung utama dengan satu atau lain cara. Ini tidak berarti bahwa partai-partai Islamis itu sempurna. 

Dibandingkan dengan partai-partai Arab lainnya, partai-partai Islam pada umumnya lebih terorganisir dan terhubung dengan lebih baik. Namun, pada akhirnya, seperti partai-partai lain di dunia Arab, mereka hidup dalam waktu yang lama di lingkungan yang gelap, represif, dan tanpa harapan yang sepenuhnya dikendalikan oleh rezim Arab, yang menyebabkan mereka menyimpan beberapa kekurangan. 

Beberapa dari mereka menentang nasihat yang tulus dan jujur ​​dan melakukan kesalahan besar, yang lain menunjukkan pragmatisme dan pemahaman yang lebih baik tentang permainan politik dan keadaan regional dan internasional. Namun, pada akhirnya, pihak-pihak ini tidak dapat bertahan," kata dia. 

Hal ini terjadi saat jenis hubungan baru dan penyelarasan kembali terjadi di antara negara-negara kawasan di era pasca-Trump. Negara-negara yang baru-baru ini saling bermusuhan, seperti Mesir, UEA, Arab Saudi, Turki, dan Qatar, membuka diri, melakukan upaya pemulihan hubungan, dan mencoba mencari peluang untuk menormalkan hubungan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement