Jumat 10 Sep 2021 03:03 WIB

Muslim AS Lawan Rasialisme dengan Lukisan

Seniman Muslim, Ebtehal Badawi lawan rasialisme dengan lukisan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika

Como mengatakan, sekolah menggunakan lukisan yang ditampilkan dalam format poster di seluruh kampus, itu sebagai bagian dari kurikulum Pleasant Hills tentang martabat dan rasa hormat. Hari ini, Badawi sedang membuat mural "Pittsburgh Membangun Jembatan" di markas besar Hello Neighbor, sebuah organisasi akar rumput yang mendukung pengungsi dan imigran yang bermukim di Pittsburgh. Mural tersebut diharapkan akan selesai pada akhir September.

Sloane Davidson, pendiri dan CEO Hello Neighbor, mengatakan mural itu cocok untuk organisasi, terutama karena cara seni melampaui hambatan bahasa. "Saya pikir mural itu sangat sempurna mewujudkan perasaan ini sehingga Anda dapat menciptakan perasaan dan emosi tanpa harus berbicara dalam bahasa yang sama," katanya.

Bagi Badawi, pesan Pittsburgh Builds Bridges terinspirasi oleh keyakinan Muslimnya. "Dalam Islam, kami menyambut semua agama. Dan kami diajari bahwa ketika kami melihat seseorang kesakitan atau terluka, kami menawarkan bantuan. Itulah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW," tutur Badawi.

Karya "Pittsburgh Membangun Jembatan" menampilkan sembilan simbol agama yang berbeda, termasuk simbol untuk ateisme. Semangat Badawi untuk membangun jembatan melampaui cakupan kampanye seninya. Dia adalah anggota dari Sisterhood of Salaam Shalom cabang Pittsburgh, sebuah organisasi nasional yang didedikasikan untuk mempromosikan hubungan dan dialog antara wanita Muslim dan Yahudi.

Karya seni Badawi lainnya seperti karya media campuran "Ekspresi" juga mencakup tema toleransi dan persatuan dan dipamerkan di seluruh Pittsburgh serta di Arab Saudi dan Mesir. Setelah mencari sejak 2019, Badawi baru-baru ini mengamankan dinding tempat dia akan melukis mural luar ruangan "Pittsburgh Membangun Jembatan."

Dia berharap dapat menyatukan anggota komunitas dari seluruh kota, dan menjadikan lukisan mural sebagai acara komunitas dengan makanan dan musik lokal. "Alasan hal ini terjadi, insiden rasialisme dan bullying, karena orang takut dengan orang yang berbeda. Kita perlu menerima mereka yang berbeda, orang-orang yang tidak terlihat sama atau memiliki keyakinan yang sama. Kita harus terbuka, untuk melihat orang-orang di depan kita," ucap Badawi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement