Jumat 10 Sep 2021 05:00 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Antara Iman dan Amal Shalih

Amal shalih bukan hanya ibadah yang bersifat ritual.

Naskah Khutbah Jumat: Antara Iman dan Amal Shalih
Foto:

Hadirin Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Dari beberapa ayat yang dipaparkan tersebut maka jelas dapat kita fahami bahwa bagaimana kita bisa mewujudkan itu semuanya sebagaimana yang yang dicita-citakan tidak lain adalah dengan menyatukan antara iman dan amal shalih untuk diaktualisaikan dan diwujudkan dalam diri setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari.

Iman memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang, yang memberikan arah dan membantu kita memberikan makna terhadap berbagai peristiwa yang kita hadapi, iman adalah rujukan mutlak yang memberikan kepada kita kepastian, tanpa iman seorang akan terombang-ambing dalam gelombang kehidupan, ia akan menjadi orang yang relatifis, oportunis dan pragmatis dalam menghadapi persoalan kehidupan ini karena tidak mempunyai pegangan yang menunjukkan jalannya.

Sedangkan amal shalih adalah perwujudan atau aktualisasi dari keimanan seseorang dengan berbuat baik (amal shalih), baik yang berhubungan dengan Allah (hablum min Allah) berupa ibadah-ibadah mahdhah (ritual) maupun yang berhubungan dengan manusia (hablum min Annas) berupa ibadah-ibadah ghairu mahdhah (sosial).

Kita sering memaknai amal shalih dengan memberikan batasan pada ibadah-ibadah mahdhah (ritual) saja, sehingga terasa ada ketimpangan dalam praktiknya karena kurang seimbangnya dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Maka tidaklah heran kalau kita melihat ada saudara kita yang sudah melakukan puasa wajib dan bahkan puasa sunnah senin dan kamis pun telah diamalkannya namun dia dibenci oleh orang-orang disekitarnya karena akhlaknya yang tidak baik, suka bergunjing dan membicarakan aib tetangganya.

Begitu juga pada kesempatan yang lain kita dapati ada saudara kita yang sudah menunaikan rukun Islam yang kelima alias sudah berhaji, namun dia tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya karena sangat kikir dan tidak mempunyai kepedulian sosial terhadap orang-orang yang lemah ekonominya, padahal tetangganya adalah orang-orang yang fakir, miskin dan anak-anak yatim.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement