Sementara itu, pengguna Twitter lain mengatakan orang yang merekam video itu bersalah sebab membuat insiden itu menjadi konsumsi publik. "Seorang pengacara harus mengangkat kasus terhadap orang yang merekam. Ada dua orang di dekat imam yang bisa berbicara dengan imam," tulis orang tersebut.
Beberapa orang mengkritik pakaian imam dan mengatakan ada aturan berpakaian untuk mengunjungi masjid. "Seseorang harus mengenakan pakaian terhormat di masjid apakah mereka muazin atau imam, terlepas dari alasannya," kata seorang pengguna akun lain.
Ada laporan imam kemudian ditangkap atas insiden itu. Namun, pihak berwenang bersikeras hal itu bukanlah masalah. Menurut laporan outlet media daring Kuwait Almajlliss, Persatuan Khatib, Imam dan Muadzin Kuwait mengatakan imam tersebut tidak diberi peringatan atau dinyatakan bersalah atas pelanggaran atau kesalahan administrasi dalam 30 tahun terakhir.
Kementerian Wakaf menutup masalah ini setelah menanyai sang imam dan membersihkannya dari segala kesalahan. Sementara itu, tidak diketahui tindakan apa yang diambil sehubungan dengan orang merekam peristiwa tersebut.
Di tengah kondisi pandemi ini, masjid-masjid di Kuwait telah dikurangi kapasitasnya karena aturan jarak sosial dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Namun, kapasitas di masjid Kuwait akan kembali penuh pada Oktober mendatang.
Baca juga : Penyanyi Jazz AS Ini Bersyukur Menjadi Mualaf