REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Kepala Departemen Studi Agama Universitas Pusat Kashmir, Prof Hamidullah Marazi memberikan ulasan soal sejarah Islam di Kashmir. Dalam kolom yang dia tulis dan dimuat di laman Rising Kashmir, ia menyampaikan, istilah Kashmir sangat menarik karena telah digunakan secara bebas oleh orang yang berbeda sesuai dengan kepentingan sektarian atau komunal mereka.
Perdebatan etimologis telah terbukti sangat menarik. Kekunoan istilah ini dibuktikan dari sumber-sumber Mesir, Yunani, Cina atau India yang telah menggambarkan istilah itu sejak lama sejauh ini menyangkut konotasi atau denotasinya. Di sinilah perlu merujuk pada geografi Ptolemy yang telah melestarikan referensi ke Kashmir yang dulu disebut dengan wilayah Kaspeira.
"Pentingnya referensi ini terletak pada nama wilayah karena merupakan turunan fonetik antara Kashmira, nama Sansekerta kuno Kashmir, dan Kashmir atau Kasheer saat ini. Pemberitahuan aneh lainnya ada dalam puisi Bassarika dari Dionysius dari Samos," kata Mantan Direktur Institut Studi Islam Shah-i-Hamadan Universitas Kashmir Srinagar itu.
Disebut Kaspeiroi karena ia merupakan suku yang terkenal dengan kaki cepatnya. Bahkan Herodotus, yang dikenal sebagai 'bapak sejarah', menyebut Kaspatyros yang diambil sebagai referensi untuk Kashmir. Setelah Yunani, Kashmir disebut dalam catatan Cina. Referensi paling awal soal Kashmir ada dalam sejarah Dinasti Tang.