Jumat 27 Aug 2021 05:25 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Tauhid dan Amal Shaleh

Tauhid membentuk kita menempatkan manusia lain pada posisi kemanusiaannya.

Naskah Khutbah Jumat: Tauhid dan Amal Shaleh
Foto:

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SwT,

Dalam konteks sejarah perkembangan Islam, upaya pembentukan pribadi muslim dan kehidupan masyarakat secara umum, diawali dengan pentingnya membangun karakter tauhid  sebagai pondasi dan tolok ukur pelaksanaan fungsi dan tujuan penciptaannya, yaitu beribadah. Semangat tauhid ini pula yang dijadikan ajaran pertama yang disampaikan dalam upaya penyebaran misi keagamaan dan reformasi sosial masyarakat saat itu.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa reaksi masyarakat Mekkah pada umumnya, khususnya suku Quraisy, menolak dan menentang secara ekstrim. Tetapi Nabi berteguh dan terus berjuang untuk meraih sejumlah pengikut dalam masa lebih dari 13 tahun selama misinya di Mekkah.

Tauhid, dengan serangkaian nilai yang dikandungnya, tidaklah cukup hanya dipahami sebagai doktrin, tetapi bagaimana tauhid dapat kita jadikan kunci untuk menjawab berbagai persoalan zaman yang kita hadapi saat ini. Sebagai muslim, tidaklah cukup kalimat tauhid tersebut hanya dinyatakan dalam bentuk ucapan (lisan) dan diyakini dalam hati, tetapi harus dilanjutkan dalam bentuk perbuatan.

Sebagai konsekuensi pemikiran ini, berarti semua ibadah khusus (mahdhah) yang kita laksanakan, seperti shalat, puasa, haji, dan seterusnya harus memiliki dimensi sosial. Kualitas ibadah kita sesungguhnya sangat tergantung pada sejauh mana ibadah tersebut mempengaruhi perilaku sosial kita.

Dengan kata lain, tauhid sebagai perwujudan keimanan kita kepada Allah, haruslah kita ikuti dengan pelaksanaan amal sholeh. Iman dan amal sholeh ini ibarat dua sisi mata uang yang saling terkait satu sama lain, dan tidak bisa kita pisahkan satu per-satu. Melaui iman dan amal sholeh, kita akan mampu memposisikan diri kita sebagai mahluq yang sempurna, baik secara pribadi maupun sosial. Terhindar dari kehidupan yang hina dan rendah. Sebagaimana firman Allah:

"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (yaitu neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya,” (Q.S. At-Tin/95: 4 – 6)

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement