Senin 23 Aug 2021 05:14 WIB

Zakat Sebagai Jembatan Revolusi Mental

Moralitas menjadi core value sekaligus landasan dalam bekerja (corporate culture).

Wakil Ketua Baznas RI Mo Mahdum mengatakan zakat bisa menjadi jembatan revolusi mental.
Foto: Baznas
Wakil Ketua Baznas RI Mo Mahdum mengatakan zakat bisa menjadi jembatan revolusi mental.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mo Mahdum, Wakil Ketua Baznas RI

Selain HUT RI, 17 Agustus 2021 yang monumental, bangsa Indonesia juga memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 10 Agustus dan Hari Pramuka (14 Agustus).

Baca Juga

Jika proklamasi menjadi landasan dalam kemerdekaan pendidikan, maka dua tanggal bersejarah berikutnya adalah penjabaran dari salah satu nilai-nilai edukasi di negeri ini. Sebuah prinsip yang berorientasi duniawi dan ukhrawi, yakni keseimbangan penguasaan ilmu pengetahun dan teknologi (iptek) dan penghayatan dan pengamalan iman dan takwa (imtak).

Seperti  tercantum dalam Dasa Darma Pramuka yang merefleksikan imtak: takwa kepada Tuhan yang Maha Esa; cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; patriot yang sopan dan satria; patuh dan suka bermusyawarah; rela menolong dan tabah; rajin, terampil dan gembira; hemat, cermat, dan bersahaja; disiplin, berani dan setia; bertanggung jawab dan dapat dipercaya; suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kemudian, 6 Oktober 1995, Presiden Soeharto menetapkan Harteknas. Keppres No. 71/1995 ini, untuk mengenang keberhasilan pembuatan pesawat N-250 yang dimotori Prof. BJ Habibie yang dikenal sebagai penggagas konsep iptek dan imtak, untuk membangun peradaban Indonesia yang memiliki intelektualias, moralitas dan religiositas.

Namun perjuangan ke arah sana masih memiliki tantangan. Berdasarkan penelitian Scheherazade S. Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University (Republika, 23/1/2015), umat Islam Indonesia masih harus terus berupaya mengimplementasikan nilai-nilai substantif spiritualitas (syariat) Islam dalam keseharian.

Kedua peneliti tersebut mengukur tingkat kesalehan publik sejumlah negara di dunia melalui Islami City Index yang terdiri atas empat indikator. Yaitu, mengenai Economic Islamicity Index, Legal and Governance Islamicity Index, Human and Political Rights Islamicity Index dan International Relations Islamicity Index.

Hal inilah  yang mendorong Baznas untuk terus menggencarkan program-program pendidikan, untuk mencetak generasi berprestasi iptek dan imtak, seperti moto “Akhlak” yang kini diterapkan di BUMN. Moralitas menjadi core value sekaligus landasan dalam bekerja (corporate culture).

Sebab, Baznas yang mengemban nilai-nilai ke-Islam-an, tak henti-henti mendakwahkan urgensi akhlak, termasuk di dunia pendidikan. Sebagaimana hadis riwayat Al-Baihaqi dari Abu Hurairah RA, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.

Sekolah Cendekia Baznas (BCB) dibangun di Bogor, Jawa Barat sebagai fasilitas pendidikan berasrama gratis bagi siswa mustahik lolos seleksi secara transparan dan akuntabel di seluruh Indonesia, yang diumumkan setiap tahun melalui media.

Baznas juga menyiapkan kerja sama dengan 500 perguruan tinggi di dalam dan luar negeri dalam program Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) yang digulirkan setiap tahun bagi mahasiswa. Program ini diharapkan bisa mencetak lulusan yang memiliki ciri khas tata sosial Islami, yaitu intelek, dermawan, santun dan mengedepankan persaudaraan, sebagai cerminan penguasaan dan penerapan akhlak, iptek dan imtak. Di sinilah fungsi zakat sebagai jembatan revolusi mental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement