REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengeluarkan pedoman khutbah selama pelaksanaan ibadah sholat Jumat yang untuk pertama kali akan diselenggarakan di bawah kepemimpinan kelompok itu di Afghanistan pada Jumat (20/7).
Para warga juga diminta tidak meninggalkan Afghanistan selama pelaksanaan khutbah Jumat. Seperti diketahui, sejak Taliban mengambil alih negara pada akhir pekan lalu, banyak orang yang berusaha melarikan diri dari negara Asia Selatan itu karena kekhawatiran atas kepemimpinan kelompok tersebut.
Dilansir The News, Taliban telah menginstruksikan para imam dan khatib masjid di seluruh Afghanistan untuk mendesak warga agar selama khutbah Jumat tidak meninggalkan Afghanistan. Sebaliknya, mereka diminta melakukan kegiatan ibadah sesuai ajaran Islam.
Taliban juga mendesak para imam menyerukan agar orang-orang di Afghanistan bersatu menuju sistem pemerintahan Islam dan persatuan nasional. Kelompok itu juga meminta warga di bandara di Ibu Kota Kabul yang mencoba melarikan diri untuk kembali.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (19/8), Taliban mendesak warga Afghanistan yang berkerumun dan menunggu di luar bandara Kabul untuk pulang. Kelompok itu menegaskan tidak akan melukai siapa pun, meski sehari sebelumnya ada anggota mereka yang menembak para pengunjuk rasa, membuat setidaknya tiga orang tewas.
Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) hingga saat ini masih melakukan evakuasi terhadap warga mereka. Meski Kabul relatif dalam kondisi cukup tenang sejak Taliban menguasai Ibu Kota pada akhir pekan lalu, bandara di sana tetap dalam kekacauan karena banyaknya orang yang tetap ingin melarikan diri dari Afghanistan.
Seorang pejabat NATO mengatakan 12 orang tewas di dalam dan sekitar bandara di Kabul dalam satu pekan terakhir. Beberapa diantara mereka terkena tembakan, namun ada juga yang harus kehilangan nyawa karena terinjak-injak saat berdesakan.
Pada Rabu (18/8), sejumlah saksi mata mengatakan anggota Taliban mencegah orang-orang untuk masuk ke area bandara. Mereka disebut menembakkan senapan ke udara, mendorong orang-orang, dan bahkan memukuli dengan senjata itu. Sementara, seorang pejabat Taliban mengatakan para komandan dan tentara telah melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.