REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS— Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi Covid-19, namun pembagiannya tetap dilakukan dengan cara didistribusikan ke masing-masing kecamatan.
"Kami tetap melakukan pembagian, bedanya langsung kami distribusikan ke masing-masing rumah warga di sekitar Kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus. Sedangkan untuk masyarakat lain disitribusikan di masing-masing kecamatan," kata Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus, Muhammad Kharis, di Kudus, Selasa (10/8).
Atas kondisi tersebut, pihaknya berharap pengertian masyarakat Kudus terkait tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.
Dengan pembagian berkat nasi buka luwur yang dikenal dengan "nasi uyah asem" ke sembilan kecamatan dan tempat lainnya, diharapkan hubungan baik masyarakat Kudus terus terjaga.
Sementara perayaan tradisi buka luwur pada 2021 ini, katanya, akan digelar secara sederhana, mengingat banyaknya aturan protokol kesehatan yang harus ditaati panitia penyelenggara.
Setiap rangkaian kegiatan prosesi tradisi buka luwur, kata dia, dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Tradisi buka luwur sendiri sudah dimulai sejak penjamasan pusaka Sunan Kudus. Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan luwur di area Makam Sunan Kudus untuk diganti dengan kain baru.
Pemasangan luwur baru akan dilakukan pada 10 Muharram 1442 Hijriah. Sedangkan kebutuhan kainnya mencapai 1.500 meter untuk membuat motif-motif luwur di kompleks makam.