REPUBLIKA.CO.ID, CHARLOTTE -- Bagi Safiyyah Baldwin, iman adalah sesuatu yang sangat penting. Selama bertahun-tahun, dia menghadapi banyak tantangan dalam hidupnya sebagai Muslim dan wanita berkulit hitam.
“Anda ingin berada di tempat yang Tuhan inginkan dan Anda tahu kapan Anda tidak berada di lingkungan yang tepat,” kata Baldwin, dilansir Spectrum News 1, Kamis (5/8).
Pada 2017, dia memutuskan mendapatkan gelar master dalam penulisan skenario. Namun, lingkungan tersebut tidak memiliki pengasuhan bagi Muslim. Setelah meninggalkan sekolah, beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan kamp pelatihan pembuatan aplikasi.
Sejak itu, dia mempunyai ide menciptakan lingkungan bagi para seniman Muslim. Setelah bekerja berbulan-bulan, pada Juni ia merilis aplikasi pertamanya bernama Freelance Fisabilliah. Aplikasi tersebut dirancang menghubungkan seniman Muslim sehingga mereka dapat berkolaborasi dalam berbagai proyek.
“Pada akhirnya inilah yang saya butuhkan dan saya tahu orang lain juga membutuhkannya. Ini untuk kita semua dan akan menciptakan komunitas,” ujar dia.
Meskipun terlihat seperti konsep yang sederhana, tapi alasan dibuatnya aplikasi terkait dengan pengalaman yang terjadi pada Baldwin. Saat sekolah dulu, dia diberi tahu oleh gurunya dia tidak boleh memasukkan babi dalam karya seninya.
Hal ini dilakukan karena babi tidak selaras dengan agamanya. “Itu tidak akan cocok dengan saya. Jadi, saya perlu bekerja dengan mereka yang juga merasakan seperti itu,” ucap dia.
Sejauh ini, dia sudah meminta orang mendaftar dan beberapa acara dipamerkan melalui aplikasinya. Secara keseluruhan, Baldwin berharap aplikasi Freelance Fisabilliah bisa menjadi alat yang hebat yang dapat membantu menghubungkan orang lain.