Kamis 29 Jul 2021 21:13 WIB

Asuransi Islam Malaysia Kini Proteksi Kesehatan Mental

Cakupan kesehatan mental merupakan bagian dari rencana perlindungan bagi wanita.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Asuransi Islam Malaysia Kini Proteksi Kesehatan Mental
Foto:

Perusahaan tersebut juga mengungkapkan akan mempertimbangkan mengeluarkan sertifikat untuk memberikan perlindungan kesehatan mental di masa depan yang tidak akan didasarkan pada jenis kelamin. Sebelumnya awal tahun ini, Etiqa Family Takaful merilis sebuah rencana penyakit kritis yang mencakup 68 penyakit, termasuk kondisi kesehatan mental.

Chief executive Zafri Ab Halim mengatakan langkah ini diikuti pengenalan dari perlindungan tambahan dengan cakupan penyakit mental tahun lalu, yang menunjukkan 20 persen peningkatan permintaan dalam satu bulan. Perusahaan AIA Takaful merupakan yang pertama kali memulai cakupan kesehatan mental takaful dengan kebijakan yang mencakup perawatan psikoterapi dari kecemasan dan depresi untuk wanita pada  2019. Sejak itu, perusahaan ini memperkenalkan rencana baru yang memungkinkan klaim biaya konsultasi psikiatri untuk seluruh keluarga.

Menurut akademisi Keuangan Islam, cakupan kesehatan mental oleh operator takaful sudah lama tertunda. Associate professor di bidang keuangan dan perbankan Islam di Universiti Sains Islam Malaysia Khairil Faizal Khairi mengatakan cakupan kesehatan mental dapat berpotensi memenuhi tujuan dari maslahah, yang merupakan perlindungan agama, kehidupan, akal, keturunan dan harta benda. Menurutnya, cakupan itu bisa membantu kelompok berpenghasilan rendah yang paling berisiko dari isu kesehatan mental.

"Jumlah pasien meningkat secara signifikan, dan saya yakin kesehatan mental menjadi lebih serius selama pandemi Covid-19 ini," kata Khairil.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama puncak gelombang pertama pandemi di Malaysia tahun lalu, tingkat depresi dan stres ditemukan hampir tiga kali lipat antara Mei dan September 2020. Kejadian kecemasan meningkat dari 32 persen dari populasi menjadi 55 persen.

Isu kesehatan mental telah meningkat sebelum pandemi. Menurut kementerian kesehatan Malaysia, kondisi kesehatan mental melonjak dari berdampak pada 10,6 persen orang dewasa pada 1996 menjadi 29,2 persen pada 2015. Kondisi kesehatan mental menempati urutan di bawah penyakit jantung di Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement