REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menyampaikan pelaku pariwisata halal domestik juga terdampak pandemi Covid-19. Menurut IITCF, usulan menteri agama agar pelaku usaha umroh dan haji khusus membuka paket wisata halal Nusantara sulit direalisasikan di lapangan.
Chairman IITCF Priyadi Abadi mengatakan usulan menteri agama itu baik. Sejak pandemi Covid-19, sebenarnya penyelenggara umroh dan haji khusus juga sudah melirik wisata domestik. "Tapi permasalahannya, kita juga harus realistis, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang, bagaimana kita mau melaksanakan itu (usulan menteri agama)," kata Priyadi kepada Republika.co.id, Kamis (29/7).
Ia mengatakan peraturan penerbangan juga merepotkan karena anak di bawah 12 tahun tidak bisa naik pesawat terbang. Begitu pula peraturan naik kereta api sama merepotkan.
Penumpang harus memiliki sertifikat sudah divaksinasi. Tentu peraturan-peraturan ini tidak menunjang usulan menteri agama tersebut.
Ia menyampaikan, usulan menteri agama sulit diterjemahkan di lapangan karena ada kendala-kendala seperti peraturan PPKM. Misalnya, pengunjung tidak bisa makan di restoran, bagaimana mau melakukan perjalanan pariwisata kalau aturannya seperti itu.