Pemilik Travel Taqwa Tours Rafiq Jauhary mengatakan, ada beberapa hal perlu diperhatikan calon jamaah umroh asal Indonesia. Utamanya karena Indonesia masih termasuk di antara negara yang masih berada dalam daftar hitam (black list) karena kasus Covid-19 yang masih sangat tinggi.
"Jamaah Indonesia masih ada kemungkinan berangkat umroh, yaitu dengan cara mengurus visa umrah ke negara ketiga, namun ini tentu berisiko besar," kata Rafiq saat dihubungi Republika.co.id, Senin (26/7).
Rafiq juga menyoroti cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang masih sangat rendah. Apalagi, penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm memerlukan dosis penguat (booster) untuk dapat diterima di Arab Saudi.
"Akan tampak sangat egois jika memaksakan untuk meminta dosis tambahan sementara masyarakat lain masih banyak yang belum menerima satu dosis pun," ujar Rafiq.
Menurut Rafiq, akan lebih aman jika umat Islam di Indonesia bersabar dulu. Ia memandang, sebaiknya biro perjalanan umroh tidak tergesa membuka pendaftaran dan para jamaah tak tergesa membayar biaya umroh karena paket perjalanan maupun regulasinya masih bisa berubah-ubah.
Pada Ahad (25/7), Arab Saudi mengumumkan dimulainya kembali layanan ibadah umroh bagi jamaah dari seluruh dunia. Umat Islam dari luar negeri sudah bisa melaksanakan ibadah umroh mulai Agustus 2021.
Hanya saja, Arab Saudi mensyaratkan agar jamaah wajib divaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer, Moderna, AstraZeneca atau Johnson & Johnson. Jamaah yang sudah divaksin penuh menggunakan vaksin-vaksin buatan China, seperti Sinovac yang digunakan di Indonesia, harus ditambah booster dari vaksin lainnya.