REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Masyarakat Indonesia semakin mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19, sehingga diprediksi akan berakibat terhadap menurunnya jumlah pekurban. Namun, tren atau jumlah orang yang berkurban melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di tahun 2021 yakni tahun kedua pandemi ini semakin meningkat. "Kalau lihat trennya (jumlah pekurban), kalau di Baznas (pusat) ini sudah melampaui tahun lalu," kata Pimpinan Baznas RI, Saidah Sakwan, Ahad (18/7).
Saidah mengatakan, tahun 2020, Baznas pusat dapat menghimpun 2.800 hewan kurban setara kambing-domba. Tahun 2021, Baznas sudah menghimpun 3.348 hewan kurban setara kambing-domba. Targetnya Baznas menghimpun 4.000 hewan kurban.
Ia menerangkan, kalau tren penghimpunan zakat, infak dan sedekah di Baznas pusat memang selalu naik setiap tahunnya. Begitu pula jumlah pekurban di tahun 2020 dan 2021 naik.
"Kita (Baznas) selalu naik (dalam penghimpunan), jadi tahun 2020 itu untuk (jumlah) kurban naik, (jumlah pekurban) tahun ini sudah melampaui penghimpunan (hewan kurban) tahun lalu, artiya trennya naik," ujarnya.
Saidah menyampaikan, berdsarkan laporan dari tim, biasanya di menit-menit terakhir masih banyak orang yang berkurban melalui Baznas. Jadi jumlah pekurban akan terus naik sampai Idul Adha. Tapi kenaikannya belum bisa diprediksi. "Mungkin karena kesadaran, kampanye kita, memaksimalkan jaringan kita, itu yang membuat (angka) kurban di Baznas terus tumbuh," jelasnya.
Mengenai penghimpunan hewan kurban yang naik, Saidah menyoroti faktor kesadaran masyarakat Indonesia untuk kurban melalui Baznas. Tapi kenaikannya baru nampak di Baznas pusat, sementara untuk Baznas provinsi dan kabupaten/ kota masih diidentifikasi.
Ia menambahkan, Baznas akan mendistribusikan daging kurban ke-34 provinsi dan 240 kabupaten/ kota, tepatnya ke 360 desa. Distribusinya ke lokasi-lokasi yang terdampak pandemi Covid-19, daerah PPKM, dan daerah yang mustahiknya banyak.
Sebelumnya, disampaikan Koordinator Kelompok Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Kementerian Pertanian, Tjahjani Widiastuti, jumlah pekurban tahun 2020 dibanding tahun 2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2020 sudah terjadi pandemi Covid-19, sehingga terjadi penurunan jumlah pekurban sekitar 10 persen.
"Adapun tahun 2021 diperkirakan dengan belum adanya recovery ekonomi, kemudian masih ada pandemi Covid-19, ditambah dengan PPKM Darurat, maka diperkirakan akan terjadi penurunan kembali (jumlah pekurban) sebanyak 10 persen," kata Tjahjani saat Virtual Talk Show bertema Branding Produk Kurban: Meningkatkan Nilai dan Kualitas Produk Kurban Untuk Kemakmuran Umat, Selasa (13/7).
Ia menerangkan alasan mengapa jumlah pekurban diprediksi akan mengalami penurunan di tahun ini. Karena tahun 2020, dampak pandemi Covid-19 hanya terasa di kota-kota saja. Sementara di desa dampaknya masih sangat sedikit atau jarang. Di tahun 2021 agak sedikit berbeda karena adanya varian-varian baru Covid-19 yang muncul dan menyebar di mana-mana.