Rabu 14 Jul 2021 04:52 WIB

Turki Masuk Deretan Negara Penyumbang Bantuan Terbesar

Pengeluaran bantuan kemanusiaannya adalah 0,98 persen dari PDB.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Turki Masuk Deretan Negara Penyumbang Bantuan Terbesar. Dalam foto handout yang disediakan oleh Kedutaan Besar AS di Turki, Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, memeriksa bahan bantuan di perbatasan Bab al-Hawa antara Turki dan Suriah, Kamis, 3 Juni 2021.
Foto: AP/US Embassy
Turki Masuk Deretan Negara Penyumbang Bantuan Terbesar. Dalam foto handout yang disediakan oleh Kedutaan Besar AS di Turki, Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, memeriksa bahan bantuan di perbatasan Bab al-Hawa antara Turki dan Suriah, Kamis, 3 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki terus menjadi salah satu negara penyumbang bantuan kemanusiaan terbesar di dunia. Menurut laporan baru-baru ini oleh Development Initiatives (DI) yang berbasis di Inggris, Turki menghabiskan miliaran dolar dalam bentuk bantuan.

Pada 2020, Turki menyumbang 26 persen dari bantuan kemanusiaan global yang totalnya sebesar 30,9 miliar dolar AS. Turki menghabiskan 8,04 miliar dolar AS. Ini naik 5,9 persen setiap tahun, menurut Laporan Bantuan Kemanusiaan Global 2021 yang dirilis akhir Juni.

Baca Juga

Total bantuan yang diberikan Turki adalah kedua terbesar setelah Amerika Serikat (AS) yang yang menghabiskan 8,9 miliar dolar AS. Angka ini meningkat 6,9 persen dibandingkan dengan 2019. Jerman, Uni Eropa dan Inggris masing-masing diikuti dengan 3,7 miliar dolar AS, 2,6 miliar dolar AS dan 2,1 miliar dolar AS.

Turki menempati urutan pertama jika memperhitungkan pendapatan nasional. Pengeluaran bantuan kemanusiaannya adalah 0,98 persen dari PDB, diikuti oleh Luksemburg sebesar 0,19 persen, Swedia dan Norwegia masing-masing sebesar 0,16 persen dan Denmark dengan 0,15 persen.

Turki menempati peringkat ketiga pada laporan DI pada 2013, 2014 dan 2015, kedua pada 2016 dan pertama pada 2017, 2018 dan 2019. Turki menampung hampir empat juta pengungsi, paling banyak di negara mana pun di dunia. Jumlah warga Suriah di bawah undang-undang perlindungan sementara di Turki adalah 3,68 juta.

Laporan tersebut menyoroti Suriah adalah penerima bantuan terbesar pada 2020, yang menerima 2,6 miliar dolar AS. Yaman menerima 2,15 miliar dolar AS, Lebanon 1,56 miliar doalr AS, Sudan Selatan 1,38 miliar dolar AS, dan Republik Demokratik Kongo 1,05 miliar dolar AS. "Covid-19 telah meningkatkan dorongan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi respons kemanusiaan," kata laporan itu.

Koordinator Idlib untuk Fetihder, sebuah asosiasi bantuan kemanusiaan Turki, Senol Topal mengatakan orang Turki mempertimbangkan membantu mereka yang membutuhkan karena bencana alam, perang dan konflik, dan kemiskinan sebagai tugas kemanusiaan mereka. Topal mengatakan bantuan adalah kewajiban kemanusiaan. 

Masyarakat Turki sensitif dan membantu dalam hal ini. Topal menyinggung situasi Idlib saat ini, mengatakan sekitar empat juta orang di wilayah tersebut membutuhkan makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan.

"Bantuan dari negara lain ke Suriah umumnya diberikan oleh pemerintah, dan bukan rakyat, dan tidak cukup," katanya.

Dia menambahkan negara-negara donor tidak boleh melakukan diskriminasi atas dasar etnis atau agama.

Menyebut kegiatan global Fetihder, Topal mengatakan beberapa tempat yang membutuhkan dan kelompoknya mencoba menjangkau mereka, termasuk di Suriah, Yaman, Palestina, Afghanistan, Chechnya, Afrika, dan Balkan. Kepala Istanbul Ensarlari, sebuah organisasi bantuan yang berbasis di Istanbul, Omer Ozhan Bitlis mengatakan dibandingkan dengan negara-negara Barat, Turki berada dalam posisi yang baik untuk menampung dan membantu para pengungsi.

 

Turki tidak menunjukkan rasialisme atau permusuhan terhadap pengungsi. Dia menambahkan pengungsi Suriah merangkul Turki dan melihat orang-orang Turki sebagai saudara mereka.

 

Sumber: https://www.aa.com.tr/en/world/turkey-continues-to-be-ranked-among-top-donor-countries/2300237

 

(Umar Mukhtar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement