REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di masa pandemi Covid-19, ratusan ulama telah wafat meninggalkan umat manusia yang masih membutuhkan bimbingan para alim ulama. Kini, umat Islam kehilangan lagi seorang ulama ahli hadits yang bersahaja, keturunan ulama saleh yang berdakwah di tanah Betawi pra kemerdekaan.
Beliau adalah KH Luthfi Fathullah, cucu KH Abdul Mughni atau yang dikenal sebagai Guru Mughni Kuningan. Kiai Luthfi dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada usia 57 tahun di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (11/7) pukul 18.22 WIB.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Fuad Nasar, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya Kiai Luthfi ke rahmatullah. Di matanya, Kiai Luthfi adalah seorang ulama dan mubaligh yang berkompeten dalam ilmu hadis.
"Kesan saya pribadi, Kiai Luthfi adalah figur orang alim yang berpembawaan bersahaja dan tawadhu. Beliau seorang pakar ilmu hadis yang diakui kompetensi dan reputasi keilmuwannya," kata Fuad kepada Republika, Senin (12/7)
Ia menyampaikan, kalau membaca riwayat hidupnya, Kiai Luthfi merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo Jawa Timur. Selanjutnya menempuh pendidikan S1 di Universitas Damascus pada konsentrasi ilmu ushul fiqih. Menempuh S2 di Universitas Jordan (Yordania) dengan konsentrasi ilmu hadis, dan S3 di Universitas Kebangsaan Malaysia dengan konsentrasi ilmu hadits.
Salah satu warisan dakwah keilmuwan Kiai Luthfi adalah menginisiasi Pusat Kajian Hadis Al-Mughni Islamic Center Jakarta di lingkungan Yayasan Al-Mughni Jakarta. Di sana berdiri Masjid Al-Mughni yang dibangun oleh kakek beliau KH Abdul Mughni.
"Kiai Luthfi aktif berdakwah dan mengaji hadits, baik secara tatap muka maupun melalui perangkat teknologi digital," ujarnya.
Fuad mengungkapkan, dirinya baru mendapat informasi hasil buah karya fenomenal lainnya dari almarhum Kiai Luthfi adalah Perpustakaan Islam Digital berisi 8.000 jilid (3.600) judul kitab yang bisa dibaca dan diunduh secara gratis. Kumpulan kitab-kitab itu disusun berdasarkan subjek keislaman.
"Kendati saya tidak sempat berinteraksi secara lebih dekat dengan beliau, namun dalam beberapa kali berjumpa dengan Kiai Luthfi, saya respect dan terkesan dengan pembawaannya yang tenang dan tawadhu," ujarnya.
Ustaz Abdul Somad juga mengungkapkan belasungkawa atas wafatnya Kiai Luthfi. Ustaz Somad mengaku mengagumi Kiai Lutfi karena keilmuannya.
"Saya sudah lama ngefans dengan beliau (Kiai Luthfi), salah satu sebabnya, karena beliau pengkaji hadits," ujar Ustaz Somad mengenang almarhum Kiai Luthfi.
Selain menjadi dosen di sejumlah perguruan tinggi, almarhum Kiai Luthfi juga menjabat sebagai Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta periode 2019-2024.
Ketua Baznas Pusat, KH Noor Achmad, mengungkapkan rasa kehilangannya atas kepergian Kiai Luthfi. "Kami merasa kehilangan, beliau sahabat yang sangat baik, beliau telah menjadi partner yang efektif bagi Baznas," kata Kiai Noor.
Kiai Noor sangat mengapresiasi kiprah Kiai Luthfi di Baznas DKI Jakarta yang sudah tidak diragukan lagi. Beliau yang memimpin Baznas DKI Jakarta berhasil menjalankan pengumpulan dan pendistribusian zakat dengan baik. Pengaruh dan jaringan Kiai Luthfi sangat banyak sehingga sangat membantu keberhasilan Baznas DKI Jakarta menjalankan program.
Di mata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, almarhum Kiai Luthi adalah sosok yang murah hati dan santun. Beliau pribadi yang memiliki banyak peran.
Kiai Munahar mengungkapkan, beliau tidak hanya berperan sebagai guru yang banyak mengajarkan ilmu tentang dakwah, tetapi juga seperti teman karib. "Beliau salah satu ulama Betawi ahli hadis, beliau orang baik dan santun dalam bertutur kata dan berbahasa," ujarnya.
Untuk mengantar kepergian Kiai Luthfi, umat Islam diajak mendoakan beliau dan ulama-ulama lainnya yang telah wafat. Umat juga diingatkan untuk ikhlas dan bersabar menyaksikan banyaknya ulama-ulama terkemuka yang wafat di masa pandemi ini.