Oleh sebab itu, pria yang juga Instruktur Pendidikan Kader Penggerak Nahdatul Ulama (PKPNU) Nasional ini menyebut perlunya sinergi integratif antara ahli kesehatan, dokter spesialis, ahli virus, ahli sosiologi masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, TNI-Polri yang bekerja secara sistematis di bawah kendali gugus tugas yang selalu hadir dalam berbagai kegiatan masyarakat.
"Saya melihat seperti di BNPT ada Gugus Tugas Pemuka Agama yang bertugas memberikan pencegahan paham radikal terorisme di lingkungan umat atau ormas-nya masing-masing. Nah, paling tidak menurut saya Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT ini bisa diberikan peran yang lebih, bukan hanya pencegahan paham radikal terorisme saja, tetapi juga berperan memberikan pemahaman kepada umatnya dalam melawan pandemi ini," kata dia.
Adnan berpendapat mereka (para tokoh agama) harus turun di daerah yang tingkat resistensinya terhadap upaya pencegahan Covid-19 masih tinggi. Misalnya, di Madura Raya, lalu sebagian Jawa Barat dan Banten serta beberapa daerah di luar Jawa yang kritikal seperti Sumut, Riau dan Aceh
"Para tokoh agama harus menjelaskan dengan baik dan benar kepada umatnya agar yakin. Caranya mungkin bisa memanfaatkan teknologi, misalnya, mengkampanyekan melalui media sosial, karena kondisi saat ini tidak memungkinkan mengumpulkan umat," ucapnya.
Menurut dia, edukasi ini harus terus dilakukan agar tidak terjadi salah tafsir di masyarakat dalam pilihan jenis vaksin. Vaksin yang sudah ditentukan oleh pemerintah ini sudah sangat terjamin kebersihan dan kehalalannya.