REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – Badan Wakaf Alquran (BWA) mendistribusikan Alquran wakaf untuk masyarakat Riau dan Kepulauan Meranti. Kegiatan itu dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 30 Juni 2021.
Hazairin Hasan, Chief Program Officer BWA mengatakan, diawali distribusi Alquran wakaf tahap #1 sebanyak 20.000 eksemplar pada September 2020, kini tim BWA membawa sebanyak 22.248 Alquran wakaf tahap #2 untuk Riau dan Kepulauan Meranti. Hal itu merupakan bagian dari semangat #2021SejutaQuran Satukan Indonesia.
“Sebaran distribusi kali ini meliputi Dumai 3.000 eksemplar, Kampar 2.000 eksemplar, Indragiri Hulu 2.000 eksemplar, Siak 1.000 eksemplar, Pekanbaru 2.000 eksemplar. Sedangkan untuk Kepulauan Meranti yaitu Tanjung Samak 1.200 eksemplar, Sungai Tohor 580 eksemplar, Pulau Merbau 640 eksemplar, Kecamatan Merbau 760 eksemplar, Bengkalis 440 eksemplar, Kec Tasik Putri Puyu 840 eksemplar, Pulau Rangsang Barat 680 eksemplar, dan Selat Panjang 4.860 eksemplar,” ungkap Hazairin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/6).
Khusus kegiatan ini BWA bekerja sama dengan Gerakan Wakaf Bank Indonesia yang menyerahkan 1.000 Alquran wakaf untuk Kepulauan Meranti. “Semoga kegiatan distribusi Alquran wakaf di Kepulauan Meranti dan Riau ini semakin menggemakan Alquran di dalam rumah, hati, dan jiwa kaum Muslimin. Semoga tidak ada lagi rumah yang sunyi dari kalam Ilahi karena Alquran telah ada dalam dekapan,” tutur Hazairin.
Ia mengemukakan, sebanyak sembilan orang diturunkan dari BWA Jakarta untuk mendistribusikan Alquran wakaf. Tentunya kegiatan ini melibatkan komunitas dan para ustadz lokal di sana.
Mereka antara lain Ustadz Fefen bersama dengan 25 orang pemuda dari komunitas Cinta Syariah. Dan yang menarik, selama perjalanan di wilayah kepulauan, tim BWA menggunakan transportasi kapal Kempang untuk mengangkut Alquran wakaf ke kepulauan.
Seperti dikemukakan Hazairin, distribusi Alquran wakaf di pelosok memang banyak tantangannya. Salah satunya saat perjalanan dari Tanjung Samak menuju Sungai Tohor, saringan oli kapal jebol. Hal itu mengakibatkan kapal mengapung di tengah selat mengikuti arus sungai selama lima jam.
“Alhamdulillah, berkat bantuan Danposal Letda Jerry, setelah berkabar, mereka langsung menjemput menggunakan kapal patroli,” kata Hazairin.