"Harus ada laporan dan pemantauan berkala di dalam masjid-masjid ini, jika tidak, insiden berbahaya seperti ini akan terus terjadi," kata Lafi.
Dia mencatat bahwa tugas yang tumpang tindih antara dua kementerian pariwisata dan wakaf juga menjadi masalah. Belum lagi Kementerian Wakaf yang dikatakannya tidak memperhitungkan bahwa masjid-masjid ini adalah monumen arkeologi dan bukan hanya bangunan biasa, dan karenanya harus lebih berhati-hati dalam menanganinya.
"Para imam masjid-masjid ini hanya boleh diangkat setelah menerima pelatihan yang tepat tentang nilai sejarah dan arkeologi dari masjid-masjid ini, yang muncul di peta wisata Mesir. Itu sangat penting untuk melestarikannya," tambahnya.