REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Psikolog yang juga aktivis kesetaraan gender, Anita Nayyar, berkisah tentang awal-mula hingga akhirnya dia memutuskan masuk Islam. Anita adalah seorang Anglo-India dengan kakek-nenek Hindu yang hidup melalui pemisahan India dan Pakistan. Bahkan dia melihat keluarganya ditembak oleh kelompok Muslim.
"Saya dibesarkan dengan pandangan yang agak redup tentang apa artinya menjadi Muslim. Saya adalah seorang Kristen yang sangat religius, terlibat dalam gereja, dan ingin menjadi pendeta," kata dia dilansir dari laman The Guardian, Senin (21/6).
Pada usia 16, Anita memilih perguruan tinggi sekuler dan berteman dengan kalangan Muslim. Dia pun terkejut dengan betapa normalnya mereka, dan betapa ia menyukai mereka.
"Saya pun memulai perdebatan, awalnya untuk memberi tahu mereka betapa buruknya agama yang mereka ikuti, dan saya mulai belajar bahwa itu tidak terlalu berbeda dengan Kekristenan. Bahkan, tampaknya lebih masuk akal," ujarnya.