REPUBLIKA.CO.ID, Ibnu Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya al Amtsal fil Quran mengatakan, Alquran mengandung banyak perumpamaan yang tidak diketahui kecuali orang-orang yang berilmu. Perumpamaan merupakan persamaan antara sesuatu dan sesuatu yang lain dari sisi hukum dan pendekatan akal yang bisa diindra.
"Dengan demikian, antara satu makna dan makna lainnya bisa saling berkaitan," kata Ibnu Qayyim.
Allah SWT berfirman, "Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya mereka, dan membiarkan mereka dalam keadaan gelap tidak dapat melihat, sampai sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."(al Baqarah ayat 17-20).
Dalam ayat ini, menurut Ibnu Qayyim, Allah SWT memberikan perumpamaan tentang keadaan orang-orang munafik. Perumpamaan sejenis akan banyak ditemukan dalam Alquran, jumlahnya lebih dari 40 buah.
Sementara itu, Manaaul Qathan dalam kitabnya Mabathits fi Ulumil Quran menyebutkan ada sejumlah hikmah dari perumpamaan dalam Alquran:
Pertama, perumpaan menghadirkan gambaran nyata dan mudah diterima akal
Kedua, perumpamaan dapat menyingkap hakikat dan memperlihatkan sesuatu yang awalnya tidak ada kemudian hadir dengan sangat jelas.
Ketiga, perumpamaan dapat mengumpulkan arti yang sangat indah dalam bentuk yang sederhana
Keempat, perumpamaan dapat menjadi motivasi terhadap sesuatu yang disukai jiwa.
Kelima, perumpamaan dapat menjadi alat penolakan atau pengingkaran terhadap sesuatu yang dianggap buruk oleh jiwa.
Kelima, perumpamaan mampu menyentuh jiwa sehingga Alquran banyak menyebutkan perumpamaan sebagai peringatan dan pelajaran.