Senin 14 Jun 2021 20:45 WIB

Santri Nuu Waar Terima Pendidikan Kebangsaan

Para santri didik untuk menjdi manusia yang bernilai dan membanggakan keluarga.

Presiden AFKN, Ustadz Fadlan Gharamatan bersama Kepala Badan (Kaba) Intelkam Polri, Komjen Pol Paulus Waterpouw, Sabtu (12/6).
Foto:

Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), Ustadz Zaaf Fadlan Gamarathan menyampaikan keinginan untuk membekali anak didiknya dengan ilmu yang dapat meningkatkan kualitas iman dan kecintaan terhadap bangsa. “Jadi tidak saja bicara Alquran, tapi juga bicara bagaimana menjadi orang Indonesia di dalam pertahanan keamanan bangsa ini,” ujarnya.

Dai yang dikenal dengan dakwah sabun ini meyakini para santri dapat menjadi manusia yang lebih bernilai dan membanggakan keluarga. Segala kebiasaan lama santri yang tidak baik, akan luntur karena ditanamkan pola pikir dan sikap yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

“Sehingga saat pulang ke kampung halaman, dia bangga cerita kepada keluarga tentang Indonesia. Saya harus berhasil dari Papua untuk Indonesia, saya belajar dari Bekasi atau dari Jawa untuk kampung saya, untuk Indonesia,” kata dia. 

Menurut dai asli Fakfak ini, konsep yang dikembangkan pesantren adalah mendidik para santri untuk menjadi matahari perubahan seperti pengusaha atau pedagang dengan memahami kebangsaan Indonesia, dari Papua untuk Indonesia. "Karakter ini yang kita bangun selama mereka ada di sini,” tandasnya.

Pondok Pesantren Nuu Waar telah mendidik banyak santri dari Papua dan Papua Barat. Kebanyakan santri berasal dari keluarga tidak mampu maupun yatim piatu. Selama menimba ilmu, para santri tidak dipungut biaya sepeserpun. Seluruh kebutuhan mulai dari pakaian, alat mandi, hingga makanan, seluruhnya ditanggung pihak pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement