Hal ini terjadi karena Israel adalah masyarakat yang militeristik. Hampir semua orang bertugas di ketentaraan dan anak-anak diajari sejak usia muda mereka akan melayani negara dan melindunginya.
Tidak peduli yang dimaksud dengan melindungi berarti menduduki orang lain dan menempatkan jutaan orang di bawah pengepungan ilegal. Mereka akan mendukung tindakan pemerintahnya tanpa harus bertanya.
Ini menyebabkan sedikit jurnalis yang memutuskan menunjukkan rasa kemanusiaan dan simpati terhadap orang-orang Palestina. Beberapa tahun lalu, pembawa acara TV terkemuka di saluran terpopuler Israel, Yonit Levy, mewawancarai seorang wanita Palestina di Gaza selama pembantaian 2014.
Mendengar cerita pilu wanita itu, Levy menangis. Reaksi Levy wajar dan dapat dimengerti saat mendengar kisah kesedihan.
Namun, Israel tampaknya tidak menyukai itu. Setelah wawancara itu, warga Israel menyerang Levy karena menunjukkan belas kasihnya kepada sesama manusia yang menderita.
Bahkan, beberapa pihak menyerukan agar Levy segera diberhentikan. Dari kejadian ini, sangat disayangkan hanya sedikit orang yang melihat korban bukan hanya sebagai orang Palestina, tapi sebagai manusia.
https://www.trtworld.com/opinion/israelis-are-the-victims-of-their-own-media-47378