Jumat 04 Jun 2021 05:30 WIB

Warga Amerika Makin Giat Belajar Budaya Arab dan Islam

Warga Amerika dalam beberapa tahun terakhir berminat belajar budaya Arab dan Islam

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah umat Muslim usai melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto:

Direktur Proyek OLLI, Sue Staples mengatakan, institut mulai menawarkan kelas, karena anggota masyarakat menyuarakan minat dalam studi Timur Tengah. "Kami menemukan diri kami di dunia yang sangat kompleks yang mencoba memahami apa yang terjadi baik di negara lain, tetapi juga di negara kami sendiri," kata dia.

"Kita hidup di masa di mana banyak imigran dan pengungsi datang ke New Hampshire selatan kita. Jadi kami memiliki kesempatan luar biasa untuk memiliki populasi Arab dan Muslim yang semakin banyak, orang-orang yang kami kenal dan yang dapat membantu kami memahaminya. Kita bisa saling belajar," lanjutnya.

Dosen kelas, Nabil Migalli bekerja keras untuk membuat pengalaman belajar ini menyenangkan bagi murid-muridnya. Dia menunjukkan film dokumenter pendek tentang satu topik. Ini mengundang pendengarnya untuk mendengarkan musik Arab, dan mencicipi makanan Timur Tengah.  

"Mereka termotivasi untuk belajar. Begitu Anda berusia 50 tahun dan Anda memutuskan, Saya akan mengikuti kursus semacam ini, ada motivasi, ada rasa ingin tahu untuk mengetahuinya. Banyak dari mereka berpendidikan sangat baik tetapi tidak tahu banyak tentang Islam," kata Migalli. 

Migalli mengatakan, murid-muridnya sering terkejut dengan apa yang mereka pelajari tentang Islam. "Mereka berpikir bahwa semua orang Arab adalah Muslim dan banyak orang berpikir bahwa lebih banyak Muslim adalah orang Arab," kata dia.

"Tapi tentu saja kami memberitahu mereka bahwa mayoritas Muslim adalah non-Arab, mayoritas Arab adalah Muslim dan ada Arab Kristen dan mungkin beberapa Yahudi Arab yang tersisa. Menjadi orang Arab bukanlah ras, bukan agama dan bukan kebangsaan. Itu adalah identitas etnis," lanjut dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement