Selama berada di Istanbul, Noda terus menulis artikel untuk surat kabarnya Jiji Shinpo. Dia memberikan wawancara kepada surat kabar Eropa dan lokal karena dia menarik banyak perhatian sebagai warga negara Jepang.
Ketika kapal-kapal Jepang akan berangkat ke Jepang, Sultan Abdulhamid menginginkan seorang perwira Jepang tinggal di Istanbul untuk belajar bahasa Turki dan mengajar bahasa Jepang kepada perwira-perwira Utsmaniyah.
Atas permintaan ini, diputuskan bahwa jurnalis Noda harus tetap menjadi perwira, yang juga disetujui oleh pemerintah Ottoman. Dengan demikian, Noda, yang dianugerahi medali hak istimewa tingkat tiga, mulai mengajar bahasa Jepang kepada dua perwira dan enam siswa dari Akademi Militer Ottoman.
Para petugas juga mengajari Noda bahasa Turki. Murid-muridnya belajar bahasa Jepang dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan, salah seorang mahasiswa, Mustafa Asim Efendi, bahkan menyiapkan kamus tiga bahasa Turki-Jepang-Perancis.