Senin 31 May 2021 08:19 WIB

Garis Keras Nasionalis Israel Gabung Kubu Anti-Netanyahu

Netanyahu menuduhnya melakukan penipuan abad ini.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyaksikan saat pengarahan kepada duta besar untuk Israel di pangkalan militer Hakirya di Tel Aviv, Israel, Rabu, 19 Mei 2021.
Foto:

Israel telah mengadakan empat pemilihan sejak April 2019 yang berakhir tanpa pemenang yang jelas dan membuat Netanyahu dan para pesaingnya kekurangan mayoritas di parlemen. Hal itu membuat pemimpin veteran itu tetap menjabat sebagai kepala pemerintahan sementara.

Anggota beragam calon koalisi baru akan memiliki sedikit kesamaan selain dari keinginan untuk mengakhiri 12 tahun masa jabatan Netanyahu. Netanyahu menjadi pemimpin terlama Israel, yang sekarang diadili atas tuduhan korupsi.

Aliansi anti-Netanyahu akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar oleh anggota parlemen Arab yang menentang sebagian besar agenda Bennett, yang mencakup lebih banyak pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan pencaplokan parsial.

Netanyahu mengatakan koalisi semacam itu berbahaya bagi keamanan dan masa depan Israel. “Apa yang akan dilakukannya untuk pencegahan Israel? Bagaimana kami akan melihat di mata musuh kami. Apa yang akan mereka lakukan di Iran dan di Gaza? Apa yang akan mereka katakan di aula pemerintahan di Washington?" katanya.

Perjanjian Bennett-Lapid telah dilaporkan berakhir ketika kekerasan pecah antara Israel dan militan Gaza pada 10 Mei dan Bennett menangguhkan diskusi tersebut. Pertempuran itu berakhir dengan gencatan senjata setelah 11 hari.

Seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan setelah pidato Bennett, calon pemerintah akan menjadi ekstrem kanan dan tidak berbeda dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Netanyahu.

https://english.alarabiya.net/News/middle-east/2021/05/30/Israel-nationalist-hardliner-Bennett-joins-anti-Netanyahu-camp

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement