REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pengunjuk rasa anti-Netanyahu berkumpul di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Sabtu (22/5). Pengunjuk rasa menyalahkan Netanyahu atas eskalasi kekerasan Arab-Yahudi yang terjadi baru-baru ini di Gaza.
Massa aksi meminta para pemimpin politik bekerja menciptakan pemerintahan persatuan di Israel yang akan mengarah pada perdamaian nasional dan menyelamatkan Israel dari kepemimpinan Netanyahu yang dinilai berbahaya. Protes tersebut diorganisasi oleh berbagai organisasi, termasuk Ein Matsav, Black Flags, dan The Pink Front.
"Ini darurat," bunyi pernyataan dari pengunjuk rasa, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Ahad (23/5).
Menurut mereka, Netanyahu memimpin Israel ke dalam kekacauan untuk mencegah perubahan pemerintahan. “Sekali lagi telah dibuktikan Netanyahu berbahaya bagi Israel,” kata mereka.
The Movement for Quality Government (MQG) di Israel menyatakan berpartisipasi dalam melakukan protes dan akan mengajukan rancangan undang-undang yang sudah ditulis. Hal ini untuk mencegah seseorang yang didakwa melakukan kejahatan menjabat sebagai menteri, perdana menteri, atau presiden.