REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat, menjelaskan ihwal huru-hara yang terjadi pada hari kiamat dan nasib orang-orang saleh. Dia mengatakan, orang-orang yang sudah wafat tidak akan merasakan huru-hara hari kiamat karena mereka sudah ke alam lain, yakni alam barzah.
"Bahkan, dalam sebagian riwayat disebutkan, sesaat sebelum fitnah kiamat kubra ini terjadi, orang-orang saleh memang akan dimatikan terlebih dahulu agar terhindar dari petaka dan histeria paling mencekam sepanjang sejarah dunia," tutur dia dilansir dari laman Rumah Fiqih Indonesia, Kamis (27/5).
Dia menyampaikan, ketika huru-hara hari kiamat terjadi, bumi mengeluarkan semua isi perutnya, gelombang tsunami terdahsyat di dunia, langit terbelah, bintang-bintang bertabrakan satu sama lain, matahari tabrakan dengan bulan, gunung-gunung beterbangan bagaikan bulu, dan manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran.
"Semua pemandangan itu terlalu mencekam dan menakutkan. Sehingga, merupakan siksaan tersendiri yang tiada taranya. Maka, sebagai kasih sayang Allah SWT kepada orang-orang yang dicintai-Nya, mereka dipanggil terlebih dahulu. Agar tidak sempat merasakan pedihnya huru-hara kiamat kubra," paparnya.
عن أم المؤمنين أم الحكم زينب بنت جحش رضي الله عنها: أن النبي ﷺ دخل عليها فزعا، يقول: لا إله إلا الله، ويل للعرب من شر قد اقترب، فتح اليوم من ردم يأجوج ومأجوج مثل هذه، وحلق بأصبعيه الإبهام والتي تليها، فقلت: يا رسول الله، أنهلك وفينا الصالحون؟ قال: نعم، إذا كثر الخبث
Dalam hadits riwayat Bukhari, dari Zainab binti Jahsy bahwa Nabi Muhammad SAW datang kepadanya dengan gemetar sambil berkata, "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang telah dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya'juj dan Ma'juj seperti ini". Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya.
Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang saleh?" Beliau menjawab, "Ya, betul, ketika keburukan telah merajalela". (HR Bukhari)
Dalam hadits riwayat Thabrani, dijelaskan soal tiga orang yang tidak akan merasa ketakutan terhadap Hari Kiamat dan mereka pun tidak akan dihisab.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْهًما قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاَثَةٌ لَا يَهُوْلُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ وَلَا يَنَالهُمُ الحِسَابُ هُمْ عَلى كَثِيبٍ مِنْ مِسكٍ حَتَّى يُفْرَغَ مِنْ حِسَابِ الخَلائِقِ رَجُلٌ قَرأَ القُرآنَ ابْتِغَآْءَ وَجْهِ اللهِ وَاَمَّ قَوْماً وَهُمْ بِهِ رَاضُوْنَ وَدَاعٍ يَدْعُوْنَ إلى الصَّلواتِ ابْتِغآء وجْهِ اللهِ وَرَجُلٌ اَحْسَنَ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَوَالِيهِ.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga orang yang tidak akan mengalami ketakutan pada hari yang sangat menakutkan dan mereka tidak akan dihisab, mereka berada di atas tumpukan kasturi hingga selesai hisab terhadap semua manusia, (yaitu):
Seseorang yang membaca Alquran semata-mata mengharap ridha Allah, yang mengimami suatu kaum dan mereka menyukainya, dai yang mengajak shalat semata-mata mengharap ridha Allah SWT, orang yang menjaga hubungan baik antara ia dan tuannya dan antara ia dan bawahannya." (HR Thabrani)