Serangan itu juga menghancurkan 1.800 unit perumahan yang sekarang tidak layak untuk perumahan, dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 unit rumah lainnya, memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sekitar 74 bangunan umum, termasuk kota setempat, juga hancur, menurut angka yang dikeluarkan oleh kementerian informasi yang dijalankan oleh Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza. Sejak pengumuman gencatan senjata, pemilik rumah, pemilik toko, dan bisnis telah menilai kerusakan yang terjadi dan memeriksa apa yang tersisa dari hidup mereka.
Pekan lalu, para pejabat Palestina mengatakan, untuk membangun kembali kerusakan industri, listrik dan pertanian di daerah kantong yang sudah miskin itu, dibutuhkan biaya sekitar 150 juta dolar AS. Sedangkan Dana Tanggap Darurat Pusat PBB mengatakan, telah mengeluarkan 18,5 juta dolar untuk upaya kemanusiaan, dan beberapa negara telah berjanji mengucurkan bantuan jutaan dolar.
Pada Selasa 25 Mei kemarin, Israel akhirnya mengizinkan pembukaan penyeberangan Karam Abu Salem untuk sebagian bantuan. Penyeberangan ini adalah jalur utama yang mentransfer kebutuhan ke hampir dua juta penduduk Gaza, dan merupakan salah satu dari dua jalur yang dikendalikan oleh Israel. Jalur ketiganya adalah penyeberangan Rafah yang dikendalikan oleh negara tetangga Mesir.
Pengepungan Israel di Gaza juga telah menghentikan aliran bahan konstruksi yang diperlukan untuk membangun kembali sebagian besar infrastruktur daerah kantong tersebut, yang rusak dalam kampanye militer Israel sebelumnya pada 2008, 2012, dan 2014.