REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina di Gaza, Suzan Matar, menyaksikan gedung tempat bisnisnya yang berusia delapan tahun runtuh secara langsung di televisi. Itu adalah salah satu dari beberapa bangunan penting yang menjadi sasaran jet tempur Israel selama 11 hari serangannya di Jalur Gaza yang terkepung.
Menara al-Johara berlantai sembilan di jantung Kota Gaza dihantam oleh beberapa rudal pada 12 Mei. Di dalamnya terdapat firma hukum Matar, yang sebelumnya merupakan apartemen milik ayahnya. Pria berusia 34 tahun itu berada di rumah menonton berita ketika dia mengetahui gedung itu menjadi sasaran.
"Saya merasa tidak berdaya, saya tidak bisa menghentikannya. Saya tidak bisa memberi tahu mereka, tolong tinggalkan kantor saya sendiri, tolong jangan melakukan apa pun yang merusaknya. Itu adalah anakku," kata Matar kepada Aljazirah sambil menangis.
Matar tahu membangun kembali bisnisnya tidak akan mudah. Seperti banyak orang lainnya, dia bertanya-tanya berapa banyak yang akan dibawa kembali sementara Gaza tetap dikepung. Lebih penting lagi, dia bertanya, siapa yang akan membayar semua kerusakan.
Pengeboman Israel menewaskan 253 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Puing-puing dan puing-puing mengelilingi kamp-kamp sementara di Gaza, yang telah dikepung sejak 2007.