REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Presiden French Council of the Muslim Faith (CFCM) Mohammed Moussaoui, meminta para jemaahnya untuk mengakui pentingnya Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem dalam agama Islam. Menyoal kemungkinan larangan diskusi politik di masjid, Mohammed Moussaoui juga meminta jamaahnya untuk mengambil tindakan terhadap konflik Arab-Israel.
Hal itu ditegaskannya kembali, mengingat Januari lalu, saat berencana mengadopsi piagam ‘nilai-nilai Republik’ untuk Muslim Perancis yang ditujukan pada Macron, ada banyak prinsip Muslim yang dinilainya sesuai prinsip Republik.
"Bahwa tempat ibadah berfungsi untuk menyebarkan pidato politik atau konflik impor yang terjadi di negara lain di dunia,’’ ujar dia dikutip dari Jerusalem Post, Senin (24/5).
Tak sampai di sana, pernyataan dia juga menyebut bahwa Muslim Perancis harus bisa mengatur penggalangan dana bagi kepentingan LSM Kemanusiaan yang beroperasi di Palestina. Utamanya, upaya untuk meluncurkan kampanye besar-besaran antara masjid di Perancis dan Palestina perihal bantuan.
Namun demikian, Simon Wiesenthal Center, memperingatkan dalam sebuah pernyataan pers pada Ahad lalu, bahwa resep politik CFCM dapat secara tidak sengaja mengakibatkan kekerasan lebih lanjut terhadap orang Yahudi di Prancis.
"CFCM tampaknya melampaui bidang agama dengan menangani masalah politik," ujar Direktur Hubungan Internasional, Simon Wiesenthal Center, Dr. Shimon Samuels.