REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Meninggalkan dosa dapat membuat hati menjadi lembut dan pikiran jernih. Hati yang lembut adalah hati yang dengan tulus menerima nasihat agama dan mematuhinya, serta melaksanakannya dengan khusyuk.
"Siapa meninggalkan perkara yang haram dalam makanan, pakaian dan lainnya serta memakan hanya yang halal, maka pikirannya akan menjadi jernih," tulis Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nashaih Al-Ibad.
Syekh Nawawi mengatakan, pikiran yang jernih mampu memikirkan ciptaan Allah SWT serta meyakini bahwa Allah SWT itu mahakuasa. Di antara banyak kuasanya adalah menghidupkan kembali manusia setelah mati nanti. "Keyakinan tersebut dapat diperoleh dengan merenungkan melalui pikiran dan akal," katanya.
Manusia, saran Syekh Nawawi harus merenungkan, bahwa sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia bermula dari setetes air mani yang menyatu di dalam rahim, berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi daging, tulang, otot, saraf sampai terbentuknya telinga mata, serta anggota badan lainnya. "Selain itu Allah SWT juga memudahkan janin keluar dari rahim, serta memberitahukan bagaimana menyusui bayi," katanya.
Bayi yang baru lahir belum memiliki gigi, atas kuasa Allah SWT ditumbuhkan dan ditanggalkan giginya ketika berumur tujuh tahun kemudian tumbuh lagi pada waktu yang lain. Allah SWT menjadikan keadaan manusia berubah dari kecil menjadi dewasa, kemudian tua dari sehat menjadi sakit. "Menjadikan pula semua makhlukNya tidur dan bangun setiap hari rambut dan kuku, rontok kemudian tumbuh kembali," katanya.
Ketika malam dan siang silih berganti melalui perubahan peredaran matahari dan bulan yang datang dan pergi silih berganti pula. Setiap bulan terbenam dan timbul dengan sempurna.
"Ketika terjadi gerhana sinar matahari hilang. Dari tanah yang basah Allah SWT menyuburkan tanaman maka jelaslah bahwa Yang Maha Kuasa atas semua itu adalah Allah SWT," katanya.
Maka dari itu wajib bagi hamba Allah memperbanyak tafakur untuk memperkuat keyakinannya tentang kebangkitan setelah mati. Selain itu, harus pula mengakui adanya perhitungan seluruh perbuatannya selama di dunia. Sesuai dengan kadar kekuatan iman yang niscaya akan timbul semangat dan kesungguhan untuk menjunjung tinggi perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.