REPUBLIKA.CO.ID, Edukasi santri di pondok pesantren (ponpes) dirasakan perlu sebagai upaya pencegahan Covid-19. Saat ini, kehidupan di pondok menjadi sangat rentan terhadap penularan kasus Covid-19 mengingat jumlah santri yang sangat banyak di satu lokasi.
"Bila satu orang menderita Covid-19 maka penularannya akan sangat cepat. Sebenarnya, tidak hanya Covid-19 yang menjadi ancaman bagi kesehatan para santri," ujar dr Atik Nurwayuni, salah seorang anggota tim pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) lewat keterangan kepada Republika, Jumat (21/5).
Atik memberikan pendampingan peningkatan hidup bersih sehat bagi para santri di ponpes. Kegiatan ini dilakukan di Pondok Modern Gontor Putri 1 yang bertempat di Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Pondok ini memiliki santri lebih dari 3.500 orang dengan rentang umur 12 hingga 20 tahun.
"Permasalahan yang sering ditemui hampir di semua pondok pesantren adalah rentannya santri dari berbagai penyakit menular, seperti kudis (scabies), diare, muntaber, tifoid, cacar, gatal di kepala akibat kutu, hepatitis A, TBC, dan lain-lain. Padahal, hampir semua penyakit yang disebutkan di atas sebetulnya dapat dilakukan pencegahannya melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," jelasnya.
Menurut Atik, pengabdian masyarakat dilakukan melalui serangkaian kegiatan, diantaranya diskusi dengan para ustazah, edukasi santri, pemberian bantuan sarana kebersihan seperti sabun cuci piring, sabun cuci tangan, handsanitizer, dan masker. "Selain itu, poster-poster edukasi dibuat dan dipasang di tempat strategis sebagai pengingat bagi para santri untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan," terangnya.
Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc. selaku ketua Tim Pengabdian Masyarakat menyampaikan bahwa salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat percontohan bagi pondok pesantren lainnya dalam upaya menjaga kesehatan semua warga pondok. "Upaya-upaya yang dilakukan oleh Gontor Putri 1 ini sebaiknya diangkat dan disebarkan, dan menjadi percontohan buat pondok yang lainnya," tuturnya.
Mardiati melanjutkan, kegiatan ini sangat disambut baik oleh pondok pesantren baik pimpinan, ustazah, dan para santri. Saat ini perilaku hidup bersih dan sehat sudah diterapkan para santri. Santri sudah terbiasa mencuci tangan dan menjaga kesehatannya, seperti diungkapkan oleh Ustazah Laili.
"Sekarang para santri sudah rajin mencuci tangan. Selain itu, setiap 200 meter kami membuat tempat cuci tangan dilengkapi poster cara mencuci tangan yang benar. Semua santri wajib memakai masker, dan harus selalu menaati protokol kesehatan,” terang dia.
Mardiati menjelaskan bahwa aturan lockdown (kuncitara) sudah diberlakukan sejak awal pandemi, yaitu adanya larangan berkunjung ke pondok pesantren baik oleh tamu maupun keluarga santri. "Semua barang yang masuk ke dalam pondok pesantren selalu disemprot disinfektan terlebih dahulu. Jam malam diberlakukan agar istirahat santri cukup. Tidak ketinggalan perbaikan asupan gizi juga dilakukan. Dengan semua upaya ini diharapkan pondok pesantren bebas dari Covid-19," jelasnya.
Meski demikian, lanjut ia lagi, di era pandemi ini masih ada tantangan yang memang sulit untuk dicarikan jalan keluarnya, yaitu menjaga jarak.
"Kalau kegiatan belajar masih bisa jaga jarak, namun sulit dilaksanakan saat istirahat di kamar karena keterbatasan ruangan dan banyaknya jumlah santri. Alhamdulillah, ventilasi bagus di semua kamar jadi semua jendela harus dibuka setiap hari sehingga udara berganti. Diharapkan perilaku bersih dan sehat ini tetap melekat pada diri santri walaupun pandemi berakhir sehingga santri juga terhindar dari penyakit-penyakit yang umumnya sering menyerang para santri seperti diare, scabies, dan lain-lain," harap Mardiati.