Jumat 21 May 2021 04:41 WIB

Kisah Pemuda Yahudi yang Akui Kebenaran Islam

Meski telah menyadari kebenaran Islam, Musa sadar keyakinannya itu sulit diterima.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Meski Musa tahu banyak tentang Islam dan tahu itu adalah agama yang damai, dia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki stereotip. Namun, dia beruntung karena mengenal banyak Muslim secara online, salah satunya adalah teman wanitanya yang sudah seperti pembimbing jalan menuju Islam. "Dia membawaku ke pintu Islam, dan Allah membawaku melewati sisanya," ungkapnya.

Musa memutuskan untuk melihat lebih dalam Yudaisme. Lalu dia menemukan kekurangan dalam agamanya sendiri. Menurut Perjanjian Lama, Nabi Harun yang agung melakukan dosa yang lebih buruk. Karena tekanan dari orang-orang saat menunggu Musa kembali dengan Taurat dari Gunung Sinai, Nabi Harun membangun sebuah berhala.

"Bagaimana mungkin seorang nabi besar mungkin melakukan salah satu dari tiga dosa yang begitu besar sehingga seseorang harus memilih kematian sebelum melakukannya? Dalam Alquran, Nabi Musa turun dan melihat orang-orang Yahudi menyembah Anak Sapi Emas. Awalnya, dia mengira itu adalah ciptaan Harun dan marah padanya, kemudian dia menemukan bahwa itu adalah orang Ibrani lain yang telah menciptakan berhala ini. Jadi, banyak yang bisa dipelajari dari ini," kata Musa menerangkan.

Musa sempat bertanya-tanya, "Akankah suatu bangsa yang dipimpin oleh Tuhan benar-benar diampuni atas dosa seperti itu?" Atas hal ini, Musa menyampaikan pandangannya sesuai pandangan Islam. Bahwa, Perjanjian Lama telah berubah selama bertahun-tahun.

"Pada masa lalu, ada banyak Cohaneem (pemuka agama di Kuil Suci) yang korup. Tidakkah bisa dengan mudah bagi mereka untuk mengubah Yudaisme agar lebih mudah diamati dan lebih sedikit memakan waktu untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan profesi mereka?" ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement