REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Hamid Veseli dan Xhemal Veseli merupakan kakak beradik warga Albania yang berjasa bagi keluarga Yahudi. Bagaimana tidak? Keduanya yang beragama Islam justru menyelamatkan keluarga Yahudi dari perburuan Nazi.
Museum asal Israel, Yad Vashem, menganugerahkan penghargaan Righteous Among the Nations kepada Veseli bersaudara pada Mei 2004. Keduanya menjaga keselamatan keluarga Yahudi Joseph Ben Joseph dan keluarga Mandil saat mengungsi ke Albania.
"Di bawah pendudukan Italia, Joseph bekerja untuk saya [Hamid] di toko pakaian saya dan Moshe Mandil bekerja di studio fotografi saudara kami Refik. Kedua keluarga itu adalah pengungsi dari Yugoslavia," kata Hamid dalam wawancara yang kutip dari situs resmi Yad Vashem pada Sabtu (15/5).
Hamid menceritakan, dengan datangnya pendudukan Jerman pada 1943, kedua keluarga Joseph dan Mandil dipindahkan ke rumah keluarga di Krujë. Xhemal mengantar mereka dari siang hingga malam selama 36 jam ke rumah keluarga.
"Kami mendandani mereka sebagai penduduk desa. Dua hari kemudian kami memindahkan anak-anak mereka ke Krujë," ujar Hamid.
Hami mengungkapkan, pada siang hari, mereka menyembunyikan orang dewasa di sebuah gua di pegunungan dekat desa. Sementara, anak-anak Yahudi bermain dengan anak-anak lain di desa. "Seluruh lingkungan tahu kami melindungi orang Yahudi. Ada keluarga Yahudi lain yang dilindungi," ucap Hamid.
Hamid masih mengingat bahwa suatu hari tentara Jerman pernah melakukan pencarian dari rumah ke rumah untuk mencari senjata yang hilang. Mereka tidak pernah menemukan pistol itu dan mengeksekusi tentara yang kehilangan pistol. "Kami melindungi orang Yahudi selama sembilan bulan, sampai pembebasan," kata Hamid mengenang.
Selanjutnya, Hamid menyebut kehilangan semua kontak dengan keluarga Ben Joseph. Mereka berangkat ke Yugoslavia terlalu dini. Dia khawatir tentara Jerman yang mundur mungkin telah membunuh mereka. Sedangkan, Keluarga Mandil juga pergi ke rumah mereka di Yugoslavia.
"Saudara kami Refik mengunjungi mereka, setelah perang, dan belajar fotografi dengan Moshe. Keluarga Mandil kemudian berimigrasi ke Israel," ujar Hamid.
Hamid menekankan empat kali orang Albania membuka pintu untuk memberi keselamatan bagi warga negara lain. Pertama, kepada orang Yunani selama kelaparan dalam Perang Dunia I.
Kedua, kepada tentara Italia yang terdampar di Albania setelah mereka menyerah kepada Sekutu. Kemudian, orang Yahudi selama pendudukan Jerman dan yang terakhir para pengungsi Albania dari Kosovo yang melarikan diri dari orang Serbia. "Hanya orang Yahudi yang menunjukkan rasa terima kasih mereka," kata Hamid mengeklaim.
Sumber: yadvashem